Kalsel Bangun Kembali Sistem Klaster Kehutanan

83
0
IRadio IFaktaBJMSN Hutan

 

Adi Laksono mengungkapkan, “Kita akan kembali menghidupkan industri kehutanan Kalsel melalui klaster yang dibentuk sesuai dengan potensi kehutanan masing-masing daerah,” ujarnya hari Selasa lalu. Ia mengungkapkan, potensi industri kehutanan yang masih memiliki peluang besar untuk dikembangkan antara lain adalah industri moulding dan industri manufaktur lainnya. Mewujudkan hal tersebut, pihaknya terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada pengusaha maupun perajin di masing-masing daerah.

Ia menambahkan, “Saat ini kita sedang menyusun rencana pengembangan sektor kehutanan hingga 2025 dengan sistem klaster, untuk mengembangkan hutan industri dan lainnya.” Upaya tersebut dilakukan sebagai salah satu langkah revitalisasi industri kehutanan di daerah yang kini sebagian mulai bangkit kembali, setelah beberapa terakhir terpuruk pascahancurnya sektor kehutanan. Beberapa daerah yang sangat mungkin untuk pengembangan industri kehutanan antara lain, Kabupaten Tanah Laut dan daerah Hulu Sungai, yang potensi kehutanannya masih cukup bagus. Melalui klaster tersebut, kata dia, maka indusri perkayuan akan dibangun di sekitar kawasan kehutanan, sehingga efek ekonomi dari pembangunan kehutanan tersebut juga bisa langsung dinikmati oleh warga sekitar. Selain itu, ketersediaan bahan baku juga akan juah lebih mudah untuk dikontrol, sesuai dengan potensi daerah masing-masing.

Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemprov Kalsel, ekspor berbagai produk kayu dari Kalsel ke berbagai negara dari tahun ke tahun terus meningkat. Seperti pada 2012 nilai ekspor produk kayu hanya sekitar 208,9 juta dolar AS dan pada 2013 naik menjadi 209,6 juta dolar AS. Kenaikan tersebut terjadi seiring dengan mulai banyaknya permintaan terhadap berbagai produk kayu seperti pintu, jendela dan beberapa industri moulding lainnya. Walaupun peningkatan ekspor tersebut masih jauh dibanding ekspor kayu beberapa tahun lalu, namun diharapkan hal tersebut menjasi salah satu tanda membaiknya sektor yang sebelumnya sangat memukul pertumbuhan ekonomi daerah ini. Sebelumnya, di Kalsel tidak kurang dari 30 industri kayu lapis sekala besar, namun karena kosongnya bahan baku kayu membuat industri tersebut tutup, dan kini tersisa tidak lebih dari lima perusahaan.

Sumber: Kantor Berita Antara

Sumber foto: Greenpeace.org

LEAVE A REPLY