Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Pratikno di Yogyakarta, Rabu, mengatakan, “Kegiatan itu bertujuan untuk mensinergikan pembangunan kawasan hutan dengan program ketahanan pangan melalui sinergi penanaman jati unggul dengan tanaman pagi gogo khususnya varietas padi inpago dan padi situ patenggang.” Menurut dia program “forest for food” hasil kerja sama antara Fakultas Kehutanan UGM dengan Perum Perhutani itu sudah berjalan selama empat tahun, dan sudah dilaksanakan di beberapa Kesatuan Pemangku Hutan (KPH). “KPH itu di antaranya KPH Cepu dan KPH Randublatung, Jawa Tengah, serta KPH Ngawi.
Produktivitas padi gogo di kawasan hutan itu sebanyak 8-11 ton per hektare,” katanya. Ia juga mengapresiasi hasil kerja sama dari Fakultas Kehutanan UGM itu karena selain tanaman padi gogo yang tumbuh dengan baik, tegakan jatinya juga tumbuh dengan sehat dan tertata dengan rapi. “Program serupa akan kami laksanakan di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, sebagai tindak lanjut kerja sama Gerakan Kedaulatan Pangan Nusantara,” katanya. Menurutnya, UGM sebelumnya menandatangani kerja sama program kedaulatan pangan dengan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro pada Desember 2013.
Gerakan Kedaulatan Pangan Nusantara itu, kata dia, diinisiasi oleh UGM dan menggandeng tiga kabupaten, yakni Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kabupaten Bojonegoro, dan Kabupaten Kulon Progo, Jawa Tengah, serta Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) dalam bentuk pengembangan agribisnis di perdesaan. “Beberapa program kegiatan yang dilaksanakan di antaranya pengembangan usaha peternakan sapi perah dan potong, kambing dan domba, budi daya tanaman holtikultura, tanaman pangan, dan tanaman kayu hutan,” katanya.