Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bantul Imam Subadiarsa, Senin, mengungkapkan “Nelayan maupun warga di beberapa wilayah pantai saat ini mulai beralih pekerjaan menjadi petambak udang vaname, makanya kami dorong mereka untuk mengembangkan,” ujarnya. Menurut dia, budi daya udang vaname hasilnya sangat menguntungkan karena setiap satu kilogram harganya mencapai Rp99 ribu, oleh sebab itu bagi nelayan dan petani yang mempunyai penghasilan tidak tetap bisa memanfaatkan usaha tersebut.
Ia menyebutkan, beberapa kelompok nelayan di wilayah Bantul juga sudah mengembangkan tambak udang vaname ini. Di antaranya di Desa Poncosari, yang saat ini telah beranggotakan 50an orang dengan luas kurang lebih 53.700 meter persegi. Pantai Kuwaru dengan kelompok beranggotakan 25 orang dan lahan seluas 10.700 meter persegi, kemudian Pantai Baru Pandansimo, serta di Depok yang sudah mengajukan untuk pengembangan tambak udang vaname. “Untuk kawasan pengembangan tambak udang sebagian besar di lahan pasir dengan memanfaatkan lahan yang memang tidak bisa ditanami berbagai tanaman pertanian,” katanya.
Menurutnya, sepanjang 2013 semua kelompok pembudidaya udang vaname di Bantul tersebut telah menghasilkan sebanyak 579,2 ton yang sebagian besar untuk memenuhi permintaan pasar di daerah Sidoarjo, Jawa Timur. Menurut dia, total nelayan di Bantul yang sudah mempunyai kartu identitas yang dikeluarkan dinas terkait hingga saat ini berjumlah 537 orang, sementara kelompok usaha bersama (KUB) yang bergerak pada usaha perikanan berjumlah 29 kelompok.
Sumber: Kantor Berita Antara
Sumber foto: Kantor Berita Antara