Selasa, Suprapto mengungkapkan, “Kondisi ini menjadi keharusan bagi jajaran kepolisian untuk lebih aktif mengevaluasi kinerja intelijen dalam mendeteksi sedini mungkin konflik sosial di masyarakat,” katanya. Menurut dia, dinamika politik di Tanah Air pada 2014 cenderung masih akan terjadi konflik sosial di masyarakat. “Latar belakang sosial budaya masyarakat yang cenderung majemuk dan antar elite yang belum terintegrasi dengan massa atau pengikutnya maka akan banyak menimbulkan konflik,” katanya.
Ia juga mengatakan, kampanye partai politik yang masih dilakukan dengan cara turun ke jalan sehingga menyebabkan terjadi pertemuan antar simpatisan partai yang berbeda juga menjadi salah satu penyebab konflik sosial. “Sementara persoalan lain seperti melanggengkan kekuasaan secara terus menerus dengan tidak mau ‘legowo’ terhadap jabatannya jika tidak terpilih kembali, menjadi permasalahan sosial yang pada saat tertentu akan meledak,” katanya.
Banyaknya konflik sosial sepanjang 2013 menjadi keharusan bagi kepolisian untuk lebih aktif mengevaluasi kinerja intelijen yang harus mampu mendeteksi dini kemungkinan terjadinya konflik sosial. Di samping itu, ia juga mengatakan bahwa banyaknya konflik sosial yang terjadi menandakan intelijen kepolisian sangat lemah. “Namun yang dicemaskan bukan semata terjadinya konflik di masyarakat baik menjelang Pemilu 2014 maupun setelah digelarnya pemilu. Melainkan turunnya partisipasi masyarakat dalam Pemilu 2014,” ujarnya.
Sumber: Kantor Berita Antara
Sumber foto: Kantor Berita Antara