Lulusan SLB Harapkan Pengakuan di Dunia Kerja

142
0
I-Radio IFaktaYOG tunanetra

 

Kepala SLB Negeri 1 Bantul, Muh Basuni di Bantul, Rabu, mengungkapkan, “Mereka punya potensi yang cukup baik yang diperoleh selama pendidikan di sekolah, namun masyarakat belum bisa menerima lulusan kami untuk diberdayakan dalam dunia kerja.” Oleh karena itu, ia berharap ada tindak lanjut dari pemerintah dan masyarakat untuk membantu memberdayakan anak berkebutuhan khusus di dalam dunia kerja ketika lulus dari sekolah. “Kita berharap ada pengakuan dari masyarakat, bahwa ABK punya potensi keterampilan yang cukup baik, misalnya ABK tunarungu, bisa jadi penata rambut, akan tetapi kesempatan untuk itu masih belum ada,” katanya.

Menurut dia, ABK di SLB Negeri 1 Bantul selalu mendapatkan pendidikan ketrampilan, mulai dari tata busana, tata boga, salon atau tata rias, batik, komputer hingga ketrampilan mendaur ulang untuk menjadi kerajinan, dengan setiap tahun meluluskan satu hingga tiga ABK. Saat ini, kata dia, terdapat sebanyak 320 ABK yang dididik di SLB Negeri 1 Bantul yang terbagi dalam lima kelas yakni A untuk tuna netra, kelas B untuk tuna rungu, kelas C untuk tuna grahita, kelas D untuk tuna daksa, serta kelas E untuk autis atau tuna laras. Jumlah guru di SLB Negeri 1 Bantul tersebut sebenarnya masih kurang, karena dalam kegiatan belajar mengajar, pihaknya masih mencampuradukkan guru mata pelajaran dengan guru ketrampilan, sementara untuk guru kelas, tidak bisa mengajar ketrampilan. Ia mengatakan, “Padahal, tahun ini akan ada tujuh guru yang pensiun, makanya kami butuh tambahan pendidik terutama yang punya dasar keterampilan.” Pada kesempatan tersebut ratusan siswa SLB Negeri 1 Bantul mengikuti potong rambut gratis program kampanye SYOSS, suatu produk perawatan dan penataan rambut yang diformulasi oleh penata rambut Jepang bertajuk ” SYOSS Berbagi Gaya”. 

Di sela acara Event and Promotion Management Henkel Beauty Care Indonesia, Rieska Lidiani, mengungkapkan, “Ada 15 penata rambut profesional yang kami terjunkan di sini (SLB), masing-masing menangani 15 anak,” kata Menurut dia, Yogyakarta (DIY) merupakan kota terakhir yang menjadi sasaran SYOSS dalam program tersebut setelah empat kota besar lainnya yaitu Jakarta, Surabaya, Semarang dan Medan dengan total sebenyak 1.000 ABK. “Kampanye ini bertujuan agar mereka bisa lebih percaya diri dan semangat dalam menjalani hari dengan gaya potongan rambut yang disukai, bahkan setelah dipotong, mereka diberikan cenderamata berupa shampo dan kondisioner,” katanya.

LEAVE A REPLY