Obrolan kali ini dibuka dengan percakapan antara Bang Indro dan Bang Rafiq yang membicarakan Mpok Poetri yang katanya sedang sibuk ikut kelas public speaking. Ditengah perbincangan tersebut, Kamal muncul dengan cerita bahwa baru saja dirinya mengurungkan niat untuk masuk menjadi anggota kepolisian. Bang Indro dan Bang Rafiq pun mempertanyakan sebab pengunduran dirinya.
Kamal pun mengungkapkan, pengunduran dirinya untuk masuk menjadi anggota kepolisian disebabkan oleh kejadiaan penembakan-penembakan yang mengincar anggota polisi yang mengakibatkan beberapa orang polisi meninggal dunia.
Seperti yang diberitakan kasus penembakan polisi yang terakhir terjadi di Jalan HR Rasuna Said persis di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, pada Selasa, pukul 22.20 WIB. Diketahui, korban tewas adalah Anggota Provost Polair Markas Besar Kepolisian, Bripka Sukardi.
Selain itu, Bang Rafiq juga mengungkapkan bahwa selama tiga bulan terakhir Indonesian Police Watch (IPW) mencatat telah terjadi 22 kasus penembakan misterius di Indonesia, dan lima diantaranya korbannya adalah polisi. Diungkapkan juga bahwa modus penembakan terhadap polisi modusnya bervariasi, jadi jangan buru-buru menyimpulkan bahwa kasus tersebut pelakunya adalah teroris.
Selain itu, Bang Rafiq mengatakan, IPW juga mengungkapkan kekhawatiran karena dari semua kasus penembakan terhadap polisi yang belum terungkap, kasus yang memakan korban polisi masih terus terjadi.
Mendengar kabar dari bang Rafiq, Kamal pun dibandingkan oleh Bang Indro yang disebut sebagai penakut, karena belum bergabung dengan kepolisian saja sudah mengundurkan diri dari kepolisian. Padahal, Bang Indro melanjutkan, untuk menjadi ‘sipil bersenjata’ yang bertugas melindungi masyarakat, tentunya harus memiliki mental dan nyali yang berani.
Selain itu, Bang Rafiq juga mengungkapkan data dari Indonesian Crime Analyst Forum, yang dikabarkan bahwa pelaku penembakan misterius polisi bukan hanya teroris. Fakta tersebut mengungkapkan, kemungkinan ada 5 kelompok yang tidak menyukai pekerjaan kepolisian, yaitu teroris, oknum dari korps lain yang merasa dirugikan atau bergesekan dengan kepolisian, oknum sesama korps cokelat baik yg masih aktif ataupun desersi, bandar narkoba atau geng preman, dan yang terakhir adalah oknum ormas.
Dapat disimpulkan dari perbincangan bahwa kemungkinan-kemungkinan tersebut jadi alasan bahwa terlalu naif jika hanya teroris yang dijadikan tertuduh dari kasus penembakan misterius terhadap polisi. Selain itu, seharusnya pihak yang berwenang bergerak cepat menyelesaikan kasus yang sudah banyak memakan korban ini.