Obrolan kali ini dimulai dengan keluhan Bang Indro yang menyebut Bang Rafiq mendesak dirinya agar menggunakan hak pilihnya alias tidak golput (golongan putih). Menurut Bang Indro, keputusan untuk golput seharusnya merupakan hak setiap orang dan tidak patut untuk dipengaruhi pihak mana pun.
Bagi Bang Indro, keputusan golput sendiri bukan sepenuhnya berdasarkan ketidakmauan untuk memilih, melainkan karena memang tidak ada pilihan yang patut mendapat suaranya.
Dalam obrolannya, Bang Indro menyebut hasil riset Polcomm Institute yang mencatat sebanyak 44,3 persen dari responden pemilihan legislatif nanti belum mengenal calon legislatif mereka.
Selain itu, 40 persen dari responden belum mengetahui rekam jejak calon legislatif yang akan mewakilinya, dan hanya 11,5 persen responden yang sudah mengetahui rekam jejak calonnya. Sebanyak 3,6 persen mengaku tidak tau sama sekali.
Disinggung mengenai pentingnya partisipasi oleh pemilik warung, Mpok Poetri, Bang Indro tetap bersikeras golput merupakan hak setiap orang. Terlebih, menurutnya saat ini tidak ada calon legislatif yang memiliki prestasi cemerlang. Dibanding mempermasalahkan golput, menurut Bang Indro, lebih penting untuk mendorong keikutsertaan calon-calon yang bersih dan berprestasi.
Reno, yang turut bergabung dalam obrolan, menyebut tentang pertemuan keluarganya yang berasal dari etnis tertentu. Dalam pertemuan tersebut, salah satu pihak dari keluarganya memanfaatkan untuk berkampanye. Indro menilai, hal tersebut termasuk praktik nepotisme dengan memanfaatkan kerabat untuk kepentingannya.
Reno pun sepakat. Baginya jangan sampai memulai dengan yang salah hingga penyesalan harus ditanggung hingga pemilihan umum selanjutnya.
Bang Indro kembali menegaskan, tidak seharusnya golput dikampanyekan untuk dihindari, tapi lebih penting untuk mendorong partisipasi calon legislatif yang bagus dan berprestasi agar layak dipilih.
Terkait praktik politik uang yang marak melalui “serangan fajar,” ketiga pemandu sepakat untuk dihindari. Setidaknya, kalau pun terpaksa diterima, jangan sampai calon atau partai yang menyuap mendapat suara kita saat pemilihan.
Untuk indikasi praktik politik uang tersebut, Reno menyebut hasil penelitian dari Universitas Indonesia yang mencatat peredaran uang di Indonesia mencapai Rp 115 miliar untuk pemilu sendiri. Jumlah tersebut, patut dicurigai akan digunakan untuk kampanye yang tidak diperbolehkan, khususnya politik uang tersebut.
Pada kesimpulan obrolan kali ini, Bang Indro tetap menyerahkan kepada masyarakat bagaimana keputuasannya untuk memilih pada 9 April mendatang. Baginya, jika memang dirasa masih belum ada pilihan yang mewakili suara dan kepentingan masyarakat, golput dapat tetap menjadi pilihan.
Dengarkan Sketsa RI bersama Poteri Soehendro, Indro Warkop dan M.Rafiq, setiap Jumat, jam 07.00-09.00 WIB hanya di I-Radio, Juaranya Musik Indonesia.