Emil yang sudah lama memendam hasrat balas dendam, membayar seorang informan untuk menemukan informasi seputar eksekutornya bernama Benjamin Ford. Ford adalah mantan tentara Amerika yang menikmati masa pensiunnya di dalam hutan pegunungan Appachians sambil menyalurkan hobi fotografi. Saat ingin ke kota mobil yang dikendarai Ford mogok. Saat itulah Emil muncul dan menawarkan bantuan. Melihat kondisi hujan yang semakin deras, Ford membatalkan keberangkatannya dan menawarkan Emil beristirahat. Perbincangan demi perbincangan membuat keduanya semakin akrab. Emil pun mengajak Frod berburu. Sesampainya di lokasi berburu Ford menyadari Emil sedang mengincarnya sebagai buruan. Mau tidak mau, ia harus mengeluarkan kemampuannya demi bertahan hidup.
Meski menghadirkan dua aktor yang pernah meraih Nominasi dan Piala Oscar film Killing Season yang menyajikan film thriller menegangkan ternyata bisa dibilang cukup membosankan. Naskah buatan Evan Daugherty terasa sangat lemah untuk menjadi pondasi cerita Kiling Season. Sutradara Mark Steven Johnson juga gagal menghadirkan jalinan emosi antara penonton dan filmnya. Akibatnya, momen-momen yang berpotensi meningkatkan tensi ketegangan emosional penonton lewat dialog intimidasi atau adegan penyiksaan justru terasa datar. Kedua aktor kelas atas itu, hampir tidak mampu menunjukan kejeniusan akting mereka ketika keduanya harus saling menyiksa satu sama lain. Namun, hal positif film Killing Season adalah musik pengiring yang sangat syahdu dan sinematografinya yang sangat mampu menangkap nuansa natural hutan Appachian.
Sumber foto : screendaily.com