Seperti yang dilansir dari Antara.com, Koordinator relawan Sentra Komunikasi (Senkom) Mitra Polri, Suroto, yang dihubungi dari Banda Aceh, Rabu malam, menyatakan bahwa dari hasil pantau langsung di tiga desa terpencil di Aceh Tengah itu hampir 90 persen rumah warga rusak parah, sehingga tidak bisa ditempati lagi.
Bersama relawan Senkom Mitra Polri lainnya, Suroto melihat langsung kondisi tiga desa tersebut, yakni Desa Kebah, Desa Berawang, dan Desa Rampa. Berdasarkan pengamatan di tiga desa yang berbatasan dengan Kabupaten Bener Meriah itu, kondisinya sangat memprihatinkan. Sehingga, ratusan warga di tiga desa tersebut terpaksa membangun tenda darurat untuk berteduh dan bermalam.
Suroto juga mngungkapkan, pemerintah harus segera memasok tenda yang sesuai dengan standar, karena kondisi cuaca di daerah itu sangat dingin pada malam hari. Hal ini mengkhawatirkan mengingat banyak korban yang masih anak-anak ataupun para lansia. Ia juga menyatakan, sejak tadi malam, korban gempa tidur di depan rumah mereka dengan tenda atau atap seadanya.
Pantauan di beberapa lokasi menyebutkan bahwa masih banyak dibutuhkan tenda. Oleh karena itu, pemerintah harus segera mengirimkan tenda selain bantuan makanan.
Berdasarkan hasil pendataan sementara, jumlah rumah warga yang mengalami kerusakan di Bener Meriah dan Aceh Tengah sebanyak 1.726 unit yang terdiri dari 1.475 unit rusak parah dan 321 unit rusak ringan. Selain itu sarana masyarakat, seperti masjid dan meunasah yang rusak sebanyak 17 unit, Puskesmas 4 unit, dan satu jembatan layang.
Korban meninggal dunia sementara yang terdata hingga saat ini, dari dua daerah itu 10 orang dan 147 orang mengalami luka parah dan kini berada di rumah sakit yang ada di Takengon, Aceh Tengah dan Bener Meriah. Selain itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga menyatakan total 24 orang meninggal dunia akibat gempa tersebut.