Mengenal Bahaya Infeksi Virus Ebola

514
0
IrFM-S2-EbolaVirus

Beberapa hari belakangan, media santer memberitakan tentang bahaya virus Ebola. Virus mematikan tersebut memang belum menyerang Indonesia, atau di negara-negara Asia lainnya. Namun, banyaknya korban jiwa menjadikan virus ini wajib menjadi perhatian dunia internasional.


Menurut World Health Organization [WHO], virus Ebola atau dikenal dengan sebutan Ebola Haemorrhagic Fever ditemukan pertama kali pada tahun 1976 di benua Afrika, tepatnya di negara Sudan dan Republik Demokratik Kongo. Sejak pertama kali ditemukan, ribuan orang meninggal dunia karena terinfeksi.

Gejala awal virus Ebola mirip dengan Influenza. Hal tersebut mengakibatkan penyakit ini sulit didiagnosis. Virus berinkubasi dalam tubuh selama dua hingga 21 hari. Orang yang terjangkit virus ini biasanya akan mengalami demam tinggi, sakit tenggorokan, muntah, otot nyeri, dan diare. Virus Ebola juga merusak sel yang sama dengan HIV, bahkan lebih agresif dan mengancam sistem kekebalan tubuh manusia.

Dalam tahap selanjutnya, biasanya yang terjadi adalah mata menjadi merah dan terdapat bintik-bintik di kulit. Dalam beberapa kasus, organ tubuh menjadi tidak berfungsi, dan penderita mengalami pendarahan yang terjadi di mata, telinga, dan mulut.

Penyebaran virus tersebut bisa melalui kontak dengan cairan, darah, ataupun cairan hewan yang sudah lebih dulu terinfeksi. Menurut Medecins Sans Frontieres [MSF], penyebaran virus Ebola kian sulit dikontrol, karena sudah menewaskan 25 sampai 90 persen penderita di Afrika.

Walaupun harus melalui serangkaian penelitian lebih lanjut, para peneliti Kanada mengatakan bahwa virus Ebola bisa menyebar melalui udara. Dilansir dari BBC, para ilmuwan tersebut mengatakan penyebaran lewat udara dapat tersebar secara terbatas dan tidak dapat menular secara cepat layaknya Influenza.

Sampai saat ini, belum terdapat vaksin untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Biasanya penderita hanya diberi terapi penunjang, seperti infus, untuk menyeimbangkan cairan dan elektrolit tubuh dan mempertahankan tekanan darah serta kadar oksigen dalam tubuh. ¬´ [teks @nandazahra | foto bbc.co.uk]

LEAVE A REPLY