Jangan lewatkan lima destinasi ini saat berkunjung ke Solo

76
0

Sebagai tujuan wisata di Jawa Tengah, Kota Solo layak disebut paling populer. Kota yang juga disebut Surakarta ini memiliki magnet dan pesona tersendiri yang menjadi agenda ‘wajib’ dikunjungi. Setiap sudut kota ini menyimpan romantisme sejarah dan keistimewaan.

Mulai dari jejak sejarah yang dapat membawa imajinasi akan kehidupan semasa para raja keraton Jawa, wisata ke sentra batik yang bikin ‘’kalap’’ belanja, hingga kelezatan kuliner yang pasti bikin lidah ketagihan. Siapkan diri Anda untuk menjelajah Solo ke berbagai destinasi liburan menarik berikut ini.

1. Museum Batik Danar Hadi


Inilah destinasi wisata heritage di Solo yang perlu Anda kunjungi. Terletak di pusat kota Solo, Jalan Slamet Riyadi No 261, tepatnya di dalam kompleks Ndalem Wuryaningratan. Museum ini didirikan dan diprakarsai oleh H. Santosa –pendiri dan pemilik Batik Danar Hadi, sebagai bentuk kecintaan dan apresiasinya untuk melestarikan ‘’warisan’ budaya wastra batik di Indonesia.

Di sini tersimpan lebih dari 10.000 lembar kain batik kuno yang dipajang dan dikelompokkan secara lengkap berdasarkan nama batik, jenis serta jejak sejarah, maupun asal-muasal dari mana pembuatan setiap helai batik yang dipamerkan di dalam galeri. Dengan didampingi seorang pemandu profesional, pengunjung akan memahami perkembangan jejak batik, serta begitu kaya dan beragamnya jenis wastra batik kuno yang ada di Tanah Air.

2. Kampung Batik

Tak keliru bila Solo juga kesohor dengan nama Kota Batik. Terdapat dua sentra pembuatan batik khas Solo, yakni Kampung Batik Laweyan dan Kampung Batik Kauman. Laweyan telah lama menjadi ikon kampung batik di kota Solo.

Dibalik nama besarnya sebagai kampung batik ternyata Laweyan juga menyimpan segudang sejarah yang tak kalah menarik untuk dijelajahi. Kampung kuno Laweyan menjadi saksi sejarah lebih dari seabad silam, merupakan area kediaman para priyayi dan saudagar besar yang memproduksi batik kebanggaan Solo.

Era lintas generasi, kini Laweyan dengan bangunan rumah-rumah loji-nya tetap bertahan sebagai sentra kampung batik sekaligus show-room, meski sempat surut dan mengalami masa kejatuhan. Di sini pengunjung tidak hanya dapat berbelanja kain batik dan baju batik dengan harga puluhan ribu hingga jutaan rupiah, tetapi juga dapat melihat proses pembuatannya.

3. Tiga Tjeret, Angkringan Konsep Modern


Solo dan Yogya populer punya tempat-tempat buat nongkrong dan wedangan di pinggir jalan hingga larut malam–bahkan menjelang pagi, sangat khas yang disebut angkringan. Namun, sejak tahun lalu Solo juga punya tempat angkringan dengan konsep baru.

Namanya Tiga Tjeret. Jangan membayangkan angkringannya di trotoar pinggir jalan dengan bangku-bangku kayu sederhana. Tiga Tjeret menghadirkan gaya angkringan berkonsep modern. Tampilan Tiga Tjeret lebih mirip caffee dengan konsep interior terbuka dan lapang.

Sajian menu yang ditawarkan tak beda dengan angkringan tradisional. Di sini Anda bisa menemukan aneka sate-satean khas yang ada di angkringan dan cara memasaknya pun masih sama dengan angkringan tradisional lainnya yaitu dibakar diatas bara api.

Nasi kucing dan minuman minuman tradisional seperti wedang jahe, susu jahe, dan lain-lain masih bisa Anda temukan disini.

Suasana di Tiga Tjeret tentunya sangat modern, dengan konsep furnitur dan interior kreatif daur ulang. Jika ke Solo, tempat ini cukup nyaman dan harga terjangkau sebagai tempat nongkrong yang sangat menarik hingga larut malam.

4. Wayang Orang Sriwedari


Bagi pecinta tari klasik Jawa, gedung tua dengan tampilan sederhana yang berada di dalam area Taman Hiburan Sriwedari ini tentu tak asing lagi. Gedung pertunjukan bernama Gedung Wayang Orang Sriwedari ini menyajikan cerita Ramayana dan Mahabarata.

Dengan kapasitas 700 kursi ini, dan jumlah pengunjung relatif sedikit, gedung ini menjadi saksi jejak perjalanan pentas panggung seni wayang orang, telah berlangsung lebih dari seratus tahun, dan tetap eksis bertahan.

Wayang Orang Sriwedari dipentaskan setiap hari, kecuali hari Minggu, pukul 20.00-selesai. Pertunjukan berlangsung sekitar dua jam, di mana setiap hari mementaskan lakon cerita yang berlainan.

5. Omah Sinten Resto


Setelah puas berkeliling, Anda bisa mengisi perut dengan menyantap lezat dan istimewanya menu kuliner kegemaran para raja Surakarta. Di sinilah tempatnya, Omah Sinten Resto, terletak persis di seberang keraton Pura Mangkunegaran.

Makanan yang disajikan resto ini merupakan menu-menu pilihan dari masa lalu yang didapatkan dari Keraton Mangkunegaran dan Keraton Kasunanan, diantaranya adalah Nasi Golong dan Garang Asem Bumbung.

Nasi Golong merupakan nasi yang dikepalkan atau dibulat-bulatkan. Menu Nasi Golong ini merupakan menu favorit dari KGPAA Mangkunegoro I atau yang lebih dikenal dengan nama Pangeran Samber Nyawa.

Garang Asem Bumbung merupakan menu yang terbuat dari ayam yang dimasak dengan santan, bumbu-bumbu rempah dan salah satu bahan yang khas memberikan rasa asam adalah belimbing wuluh.

Menu kegemaran Mangkunegoro IV ini sebenarnya dibuat dengan menggunakan belimbing wuluh putih yang langka dan rasanya lebih unik dibanding dengan belimbing wuluh biasa.(*)

Foto. Allan Likumahuwa, dok. Majalah Mahligai
Teks. Dwi Ani Parwati

Source: Mahligai Indonesia

I-Listeners jangan sampai ketinggalan berita-berita menarik! Terus dengerin 89.6 FM atau bisa streaming di sini.

Baca juga:
“The Doll 2”, siap mengguncang bioskop Indonesia!
HIVI! ajarkan cara mengejar impian melalui “Merakit Perahu”
Menjaga kesucian di bulan Ramadhan

LEAVE A REPLY