Kini, menurut studi terbaru di jurnal Nature Neuroscience, cokelat ternyata punya satu manfaat baik lain. Ia diyakini juga bisa memperkuat ingatan pada orang berusia lanjut [lansia].
Itu berkat kandungan flavanol yang dimiliki biji kakao. Zat antioksidan ini dipercaya dapat memperkuat fungsi pada bagian otak yang disebut ‘dentate gyrus’, yang berperan dalam penurunan daya ingat manusia.
Kesimpulan ini didapat melalui sebuah penelitian acak namun terkendali. Para peneliti merekam fungsi otak dari 37 orang berusia antara 50 dan 69 tahun yang masih dalam kondisi sehat dan melakukan tes. Mereka kemudian ditanya seberapa banyak cokelat yang mereka konsumsi dalam tiga bulan.
Ahli saraf Columbia University Medical Center, Dr Scott A. Small yang melakukan penelitian tersebut mengatakan ketika ingatannya diuji, para lansia yang lebih banyak mengonsumsi flavanol kemampuannya 25 persen lebih baik dari yang sebaliknya. Mereka bahkan dinilai memilki kemampuan setara dengan yang berusia 20 tahun lebih muda.
Meski begitu, para peneliti menegaskan bahwa meski penelitian ini menemukan hubungan antara kandungan cokelat dan kekuatan memori, tidak didapati peningkatan aktivitas pada ‘entorhinal cortex‘, yakni area otak yang terkait dengan penyakit Alzheimer.
“Penelitian kecil yang didesain baik ini menunjukkan bahwa antioksidan pada kakao dan memperkuat kemampuan kognitif dengan memperbaiki aliran darah ke area tertentu di otak,” kata Manajer Penelitian di Alzheimer’s Society Dr Clare Walton
“Area otak tersebut diketahui dipengaruhi proses penuaan, namun belum bisa dipastikan apakah perubahan di otak ini berhubungan dengan demensia.‚Äù
Seperti dikutip dari fightdementia.org.au, demensia adalah istilah yang digunakan untuk melukiskan gejala-gejala sekelompok penyakit yang mempengaruhi otak. Ini bukan satu penyakit yang spesifik.
Demensia mempengaruhi cara berpikir, kelakuan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan biasa sehari-hari. Penyakit Alzheimer adalah bentuk demensia yang paling umum, berjumlah kira-kira dua-pertiga dari semua kasus. Penyakit ini menyebabkan penurunan kemampuan kognitif secara berangsur-angsur, sering bermula dengan kehilangan daya ingat. ¬´ [teks @pria_nastar/berbagai sumber | foto estatevaults.com]