Warga Jakarta Berpotensi Sakit Jantung

95
0
IrFM-S2-HeartDisease

Kebiasaan penduduk kota besar adalah gaya hidupnya yang tidak baik. Pola makan yang tidak terkontrol seperti sering mengonsumsi junk food, kurang waktu tidur, dan terlalu sering bekerja adalah sedikit dari banyaknya gaya hidup manusia di kota besar, termasuk di Jakarta.


Menurut Chief Executive Officer Sahid Sahirman Memorial Hospital, dr Yusrahma Nurina, sekitar 30 persen masyarakat Jakarta rentan terkena penyakit jantung. Hal itu disebabkan oleh perubahan gaya hidup warga Jakarta yang cenderung sibuk, rawan stres, dan tidak memperhatikan masalah kesehatan.

Namun sayangnya, potensi penyakit jantung yang melanda warga Jakarta tidak dibarengi dengan tersedianya layanan medis yang layak. Menurut Nurina, hanya satu persen warga Jakarta yang mendapat pengobatan dan tindakan medis yang tepat. Keterbatasan fasilitas dan kurangnya jumlah dokter spesialis jantung adalah dua hal yang menyebabkan pasien penyakit jantung terlambat ditangani.

Kebutuhan akan rumah sakit khusus jantung sangat penting mengingat penyakit jantung adalah penyakit yang membutuhkan tindakan medis dengan segera. “Ada periode emas, hanya enam jam setelah serangan jantung. Setelah itu otot jantung akan rusak permanen bila aliran darah tidak mengalir lagi, dan pasien harus segera ditangani,” ujar Nurina.

Oleh karena itu, Nurina berharap pihak swasta dapat menyediakan rumah sakit yang dapat melayani penyakit jantung dengan harga yang tidak memberatkan pasien.  ¬´ [teks @nandazahra | foto Shutterstock] 

LEAVE A REPLY