IRadio Namu Spesial Pilkada DKI Jakarta kali ini bersama Sandiaga Uno. Dia calon wakil gubernur Jakarta, pasangan dari Anies Baswedan, nomor urut tiga.
Penyiar Tommy Prabowo mewawancarai pengusaha berusia 47 tahun ini pada suatu pagi, di kediaman Sandiaga di daerah Senopati, Jakarta Selatan.
Berikut hasil wawancaranya:
Bagaimana kesempatan Anda untuk lolos di Februari nanti?
“Alhamdulillah proses kinerja kita sangat memuaskan dalam beberapa bulan terakhir ini. Terutama 5 bulan yang lalu kita duduk kan, banyak pertanyaan-pertanyaan dan iListeners juga menyaksikan bahwa saya tuh hanya ingin menawarkan suatu yang warga Jakarta butuhkan waktu itu, yaitu masalah pekerjaan, masalah harga-harga yang stabil.
Waktu bulan Juni ‘kan, Gerindra sendiri belum menentukan pilihan. Jadi yuk kita buat pemilukada ini sangat efisien, tidak memberatkan rakyat, kondisi ekonominya lagi kurang baik.
Yuk kita gabung, menawarkan suatu alternatif pilihan dalam suatu koalisi yang kita sebut sebagai koalisi kekeluargaan 7 partai. Tapi dalam perjalanannya satu-satu mulai berpindah.
Nah, akhirnya tinggal kita sama PKS. Ternyata selama perjalanan kunjungan, data saya menunjukkan bahwa selain masalah ekonomi, masalah pendidikan yang dibutuhkan oleh warga Jakarta. Liat opsinya, warga Jakarta ini bisa kita tawarkan siapa ya. Akhirnya kita ketemu sosok Anies Baswedan.
Kapan Anda pertama kali kenal Anies Baswedan?
Awalnya sebenarnya ibu kita itu bersahabat. Kita bertemu juga sudah lama. Terakhir, saya kan duduk di Yayasan Paramadina, beliau Rektor Paramadina. Jadi kita banyak kolaborasi, dan ini merupakan takdir menurut saya, bahwa kita akhirnya harus bersama sama.
Karena kalau di 2014 itu kita kan berseberangan. Dia jubirnya Pak Jokowi, saya jubirnya Pak Prabowo. Jadi, ya kita berdamai dengan masa lalu. Sekarang kita menatap masa depan.
Apa yang paling memikat dari sosok Anies, menurut Anda?
Sosok yang paling memikat itu, satu dia inspiratif. Kalau memimpin itu harus memberikan inspirasi. Dia memberikan inspirasi, dan saya melihat bahwa penguasaan dia sebagai salah satu dari 20 tokoh intelektual muda paling berpengaruh di bidang pendidikan. Itu akan punya satu rekam jejak yang kuat sekali yang kita bisa tawarkan kepada warga Jakarta.
Jadi, menurut saya, sosok Anies ini melengkapi. Apa yang saya tawarkan selama ini yang berorientasi di ekonomi dan pembangunan infrastruktur di Jakarta, Anies melengkapinya dengan pembangunan pola pikir, mindset dan manusia Jakarta yang lebih baik ke depan.
Sudah beberapa bulan ini Anda berjalan bersama, kira-kira apa chemistry yang paling kuat yang Anda rasakan dengan beliau?
Chemistry kita saat panggil bro-bro begitu satu sama lain. “Gimana bro, apa kabar bro?” Waktu lagi negosiasi itu juga panggilnya bro.
Kita nggak ngomongin lho siapa yang nomor 1 sampai nomor 2. Kita baru sadar itu pas di ujung. Akhirnya saya yang menawarkan, “ya udahlah bro, ya ambil nomor 1. Tapi konsepnya ini kita dwi tunggal ya. Ekonomi infrastruktur bagian gua, elu fokus di, ya tentunya institusi dan manusia itu aspek pembangunan yang warga Jakarta pasti ngeliat.”
Nah, ini akhirnya chemistry yang didapat. Senang rasanya, kita tidak pernah terlalu detail membahas sesuatu. Saya bertemu dia 10-15 menit selesai, dan kita banyak diskusi dan diskusi. Kita cukup deep kalau bicara mengenai masa depan Jakarta.
—-
Bang Sandi, panggilan akrabnya, sangat concern dengan olahraga. Dalam program kerja, pasangan nomor urut 3 ini, menyebutkan kalau Jakarta harus punya fasilitas olahraga yang baik dan bagus.
Anda cukup concern dengan masalah olahraga, dan ini menjadi salah satu program dari 23 janji kerja dari Anies-Sandi nih. Bisa dijelaskan?
Jadi, selama 10 bulan saya berkeliling di Jakarta, setiap kali saya perhatikan, jarang sekali anak-anak muda bergabung ke dalam acara ngobrol-ngobrol kita.
Mereka terlihat ada di baris terbelakang. Terus mukanya kan terlihat nggak interested. Terus saat saya bicara tentang olahraga, lalu tuntutan mereka “Kapan Jakarta itu punya stadion baru?”
Nah saya bilang, saya tahu bahwa ada kerinduan ini dan kita lihat bagaimana caranya memenuhi kerinduan, karena mereka ingin stadion bertaraf internasional.
Nah, begitu saya luncurkan, saya tawarkan, alhamdulillah sekali, mereka sekarang jadi antusias setiap datang ke acara kita, untuk memastikan akan hadirnya stadion bertaraf internasional.
Dari fitur-fiturnya pun nggak kalah. Rumputnya itu rumput-rumput yang sama yang ada di Allianz Arena di Jerman, Shah Alam di Kuala Lumpur. Mengacu juga nggak akan kalah dengan Theater of Dreams di Old Trafford.
Apa lagi yang Anda temukan sebagai hasil keliling Anda?
Yang saya selalu kemukakan itu selalu jobs and prices. Itu lapangan kerja dan harga-harga bahan pokok. Ini yang selalu berkumandang di kalangan masyarakat.
Jadi mereka menyatakan bahwa mencari pekerjaan itu makin susah. Berarti kan ekonomi melambat. Ini sesuatu yang harusnya bisa disikapi dengan gerakan-gerakan mempermudah perizinan.
PKL (Pedagang Kaki Lima) itu dilonggarkan sedikit, bukan untuk membuat macet jalan atau bikin tidak tertib, tapi ditata, dilonggarkan dari segi jam-jamnya.
Boleh berdagang dari jam berapa sampai jam berapa. Daya beli masyarakat juga dibantu dengan adanya lapangan pekerjaan ini.
Baru-baru ini, George Washington Univeristy memberikan Anda penghargaan Distinguished Research Professors in President. Apa arti dari penghargaan ini?
Kalau di Amerika, di Universitas Amerika terutama di beberapa universitas-universitas yang punya center of excellence di bisnis, mereka biasanya memberikan title ini kepada lulusan mereka yang berkomitmen.
Satu kepada bidangnya, lalu yang masih mau berbagi dengan almamaternya. Nah, ini yang mendapat sorotan dari George Washington University dan akhirnya mereka memberikan title itu.
Saya juga bingung awalnya dengan penghargaan ini, lalu saya diberitahu kalau ini merupakan penghargaan untuk menginspirasi alumni-alumni lain. Akhirnya ya saya terima.
Bolehkah sedikit berkomentar mengenai kelebihan dan kekurangan program-program dari pasangan lain?
Kalau kita lihat dari dua pasangan calon yang lainnya, pasti punya diferensiasi yang sendiri-sendiri. Saya melihatnya sih ini sehat sekali ya untuk demokrasi kita.
Kita tidak saling menjatuhkan, tapi memfokuskan pada bidang kita sendiri, dan tidak berkomentar kepada program-program yang mereka tampilkan.
Jadi saya inginnya malah kita fokus aja di bidang kita. Ini yang kita tawarkan, nanti warga Jakarta inginkan. Apa komentarnya terhadap programnya dua pasangan calon yang lain? Yah bagus-bagus aja, tapi kita akan fokus kepada program kita sendiri.
Pemimpin yang baik, menurut Anda pemimpin yang seperti apa?
Saya sering bertemu dengan banyak pemimpin-pemimpin dunia, mulai dari bisnis sampai politik dan pemimpin negara. Satu benang merah yang saya lihat itu, mereka compassion.
Mereka caring, mereka peduli sekali terhadap rakyatnya, terhadap warganya yang kesusahan. Warga kecil terutama. Jadi itulah ciri-ciri pemimpin yang menurut saya akan mengubah dunia.
I-Listeners jangan sampai ketinggalan berita-berita menarik! Terus dengerin 89.6 FM atau bisa streaming di sini. [teks Devina Dea]