Dalam Indahnya Islam bersama Indra Prasta, Angga Nggok dan Ustadz Zahruddin Sultoni yang akan membicarakan tentang apa saja yang menjadi kunci keberhasilan di bulan Ramadhan.
Untuk meraih sukses di bulan Ramadhan, menurut Ustadz Zahruddin sangat sederhana. Yang pertama, kita harus menyambutnya dengan suka cita dan gembira. Kegembiraan ini berbeda dengan gembira pada saat kita mendapatkan sebuah hadiah.
Ada hadist Nabi yag menyebutkan bahwa, “Barang siapa yang gembira, bahagia, dengan datangnya bulan Ramadhan maka Allah swt. akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.”
Ada perbedaan kegembiraan, yaitu kegembiraan fisik dan kegembiraan rohani. Maka kegembiraan dalam menyambut bulan Ramadhan itu dalam dirinya akan mempunyai komitmen bahwa di bulan Ramadhan akan memperbaiki diri.
Ini merupakan kesempatan terbaik untuk merubah perilaku, merubah paradigma, dari sesuatu yang negatif menjadi positif. Dan disitulah terlihat ada semacam kegembiraan. Kegembiraan yang dimiliki juga harus kegembiraan dari lubuk hati yang paling dalam.
Rasa gembira menyambut bulan Ramadhan juga tidak perlu di implementasikan ke dalam hal seperti menyalakan 1000 obor dan lainnya. Cukup dengan bertafakur kepada Allah SWT.
Rasulullah S.A.W. juga tidak pernah melakukan hal tersebut dalam menyambut bulan Ramadhan. Karena kondisinya sudah berbeda, bahwa banyak orang yang sudah memahami akan datangnya bulan Ramadhan. Jadi, tidak perlu melakukan hal yang tidak pernah dilakukan oleh Nabi.
Kesuksesan yang kita raih bukan pada saat menjalani ibadah selama bulan Ramadhan. Tetapi kita bisa melihat setelah berakhirnya bulan Ramadhan. Apakah yang kita lakukan selama bulan Ramadhan untuk memperbaiki diri bisa dipertahankan setelah bulan Ramadhan.
Lalu, ketika memasuki bulan Ramadhan kita harus puasa berkualitas. Karena Nabi berkata bahwa, “Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan berharap Ridho dari Allah SWT., maka dosa-dosa masa lalunya akan di ampuni oleh Allah SWT.”
Puasa yang berkualitas itu bukan hanya puasa fisik atau jasmani. Tetapi konten yang berkaitan dengan rohani itu juga harus berpuasa. Misalnya seperti mulut yang tidak berbicara kotor, mata yang tidak digunakan untuk melihat sesuatu yang diharamkan oleh Allah SWT., termasuk juga menjaga pendengaran.
Dan yang lebih penting lagi adalah puasa hati dan pikiran. Bagaimana agar pikiran kita itu selalu berpikir sesuatu yang positif, juga perasaan hati.
Banyak orang yang berpuasa kata Nabi, tidak mendapatkan nilai puasanya hanya lapar dan dahaga. Karena puasa yang dijalankan merupakan puasa fisik bukan puasa rohani. Dan kita membutuhkan keduanya. Puasa fisik agar kita dapat sehat secara jasmani, lalu puasa rohani agar kita mempunyai paradigma yang positif.
Kita sukses yang terakhir adalah harus menghidupkan malam bulan Ramadhan setidak-tidaknya dengan 2 hal, yaitu dengan shalat malam dan yang kedua dengan membaca Al-Quran.
Shalat malam itu biasanya dilakukan dengan tarawih. Sedangkan untuk membaca Al-Quran itu sendiri yang terpenting bagaimana kita bisa mempertahankan membaca tidak hanya di bulan Ramadhan saja.
Semoga I-Listeners bisa menjalani ibadah puasanya dengan baik yah!
I-Listeners jangan sampai ketinggalan berita-berita menarik! Terus dengerin 89.6 FM atau bisa streaming di sini.
[teks Miranti | foto kompasiana.com]
Baca juga:
“Sweet 20” siap ramaikan libur lebaran tahun ini
Morgan Oey jadi pemeran utama drama seri “Switch”
Jangan lewatkan lima destinasi ini saat berkunjung ke Solo