Empat pertanyaan yang kurang pantas saat wawancara

331
0

Di sesi wawancara, saat Anda disodori pertanyaan bersifat pribadi yang terkesan tak berhubungan dengan pekerjaan, mungkin pewawancara hanya ingin mencairkan suasana.

Tapi ada juga kemungkinan bahwa jawaban pertanyaan tersebut dapat mempengaruhi keputusan akhir.

Walau pasal 5 dan 6 UU RI Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan telah mengatur hak pekerja atau buruh untuk bebas dari diskriminasi saat mencari kerja dan bekerja, detail terkait apa yang dimaksud diskriminasi sangat minim.

Celah ini pun dimanfaatkan untuk mengorek informasi melalui pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya bersifat diskriminatif.

Anda perlu mempertimbangkan tujuan utama pewawancara, seberapa besar keinginan Anda mendapatkan pekerjaan tersebut, dan risikonya jika Anda tidak menjawab atau mungkin salah menjawab. Untuk amannya, coba manfaatkan petunjuk di bawah ini.

1. Hubungan pribadi dan keluarga

“Apa Anda sedang hamil?”, “Apakah Anda sudah menikah?”, dan pertanyaan bernada serupa terutama sering ditujukan pada pegawai perempuan karena mereka dirasa akan sibuk mengurus keluarga dan tidak dapat berkomitmen penuh pada perusahaan. Pertanyaan ini juga bisa digunakan untuk mencari tahu tentang orientasi seksual kandidat.

Coba jawaban ini: “Saya belum memikirkan hal itu, tapi saya sangat tertarik dengan jenjang karier di perusahaan ini. Bisa Anda ceritakan lebih banyak tentang peluang masa depan untuk posisi ini?”.

Jika Anda memilih untuk bicara blak-blakan, pastikan Anda bisa meyakinkan pewawancara bahwa Anda tidak akan mangkir dari persyaratan kehadiran dan tanggung jawab kerja nanti.

2. Ras dan kebangsaan

“Anda bisa bahasa daerah ini?” dan “Anda kelahiran mana?” umumnya adalah sejumlah cara halus untuk memastikan identitas rasial seseorang. Kadang kala, pewawancara blak-blakan bertanya “Anda orang apa?”

Coba jawaban ini: Kemampuan berbahasa tertentu mungkin dibutuhkan untuk sejumlah pekerjaan khusus di beberapa daerah, tapi ras seseorang tidak mencerminkan kemampuan atau kredibilitas seseorang. Sampaikan pemikiran ini dengan sopan pada pewawancara.

3. Agama

Umumnya pewawancara menanyakan tentang kepercayaan kandidat untuk menentukan komitmen pegawai di akhir pekan dan liburan keagamaan. Tapi pertanyaan spesifik seperti “Apa Anda pernah dibaptis?”, “Anda aliran agama apa?” bisa juga digunakan sebagai filter kandidat wawancara.

Coba jawaban ini: “Saya kurang nyaman membahas soal agama, tapi saya bisa memastikan kalau kepercayaan yang saya anut tidak akan mengganggu jadwal kerja dan komitmen saya.”

4. Usia

Dari CV Anda, perusahaan biasanya sudah bisa mengira-ngira usia Anda. Perusahaan berhak dan wajib memastikan pelamar kerja memenuhi batasan usia kerja minimum, namun seringkali pertanyaan ini dirancang untuk menyisihkan kandidat yang dianggap sudah tua.

Coba jawaban ini: Alihkan dengan menekankan bahwa Anda punya pengalaman kerja atau latar belakang pendidikan kaya—keduanya biasa memberi indikasi usia matang tanpa mengumbar angka.

Yakinkan pewawancara juga kalau Anda tetap up to date dan selalu memperbarui pengetahuan dan keahlian Anda tentang pekerjaan sehingga usia bukanlah masalah.

Apapun lingkup topiknya, jika Anda merasa sebuah pertanyaan kurang pantas dilontarkan oleh pewawancara, Anda berhak meminta mereka menjelaskan apa hubungannya pertanyaan tersebut dengan pekerjaan yang Anda lamar.

I-Listeners, terus dengarkan IRadio FM melalui streaming di sini atau download di iOS dan Google Play Store!

[teks Gabriella Sakareza / sumber qerja.com | foto bkk.ft.uny.ac.id]

Baca juga:
Pencegahan terjadinya tawuran
TrendStarz: Aplikasi baru untuk referensi tren dan gaya hidup
‘1999’, Kisah unik dan penting dalam 20 tahun perjalanan TIPE-X

LEAVE A REPLY