Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Muhammad Kahfil di Makassar, Senin. mengungkapkan vaksin ini berfungsi untuk mencegah adanya penularan virus antarks di berbagai daerah. Seperti halnya kasus di Kabupaten Maros, Sulsel, terkait sejumlah ternak diduga terkena virus antraks, maka pihaknya mengambil langkah antisipasif dengan menyediakan vaksin. Dinas menyediakan 156 botol antibiotik, vitamin 50 botol, dan 10 Botol dengan dosis 200 vaksin Antraks. “Bagi daerah yang ternaknya pernah terkena virus antraks, harus dilakukan vaksin secara rutin dan teratur untyuk menekan penyebarannya,” sebutnya.
Kahfil mengemukakan bahwa di daerah lain seperti pembatasan Kabupaten Bone-Sinjai dengan tingkat kesulitan medan cukup tinggi diperlukan pengawasan agar para peternak tidak gegabah memotong ternak bila ada gejala virus antraks menyerang hewan ternaknya. “Saya meminta kepada masyarakat yang mempunyai ternak di perbatasan yang terindikasi terkena virus atau sakit agar segera melaporkan dan jangan di potong sebelum dilakukan pemeriksaan, dan sebaiknya diobati sampai sembuh,” harapnya. Pihaknya mengakui Kabupaten Maros merupakan daerah peternakan hewan dan sangat rawan tersebarnya virus antraks. Ia menambahkan, “Virus antraks gampang penangananya, yang paling penting adalah cepat dideteksi dan melihat kelainan pada hewannya. Bila ditemukan harus segera dilaporkan untuk mendapat penangan yang tepat,” tegasnya, tambahnya.
Langkah pertama yang yang dilakukan tim, lanjutnya, dengan mengisolir daerah tersebut agar antarks tidak sampai meluas dan telah melokalisir daerah suspect antraks guna menghindari penularan yang bersifat Zoonotik atau dari hewan ke manusia. Sebelumnya, Kepala Bidang Peternakan Dinas Kelautan, Perikanan, Tanaman Pangan, dan Peternakan (DKPPP) Makassar, Julistiawaty, juga mengkhawatirkan munculnya kembali virus antraks di Maros sehingga diduga akan menyebar ke Makassar yang berdekatan dengan daerah endemik, Mandai. Sejak ditemukan kasus antraks di Maros, menurut Julistiawaty, pihaknya telah melakukan langkah antisipasi dengan mengoptimalkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait agar memperketat arus lalu lintas ternak di daerah perbatasan itu. “Kami akan menurunkan tim khusus untuk berjaga-jaga, apabila ada hal-hal yang mencurigakan seperti ternak atau hewan dari daerah endemik itu yang masuk ke Makassar,” ungkapnya.
Sumber: Kantor Berita Antara
SUmber foto: Tribun News