Data dari Bank Indonesia (BI) Perwakilan Wilayah IX Sumut Aceh yang diperoleh di Medan, Jumat, menunjukkan jumlah kredit menganggur tahun 2013 yang tercatat Rp12,35 triliun itu merupakan 7,91 persen dari total kredit yang disalurkan perbankan senilai Rp156 triliun.
Data itu juga menunjukkan dana kredit menganggur itu atau kredit yang sudah disetujui tetapi belum dicairkan juga naik sebesar 12,11 persen dari 2012 yang masih mencapai Rp10,85 triliun.
Deputi Bidang Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia, Mikael Budisatrio membantah terjadinya peningkatan kredit menganggur itu membahayakan atau mengindikasikan gangguan di sektor keuangan.
“Pengusaha masih hanya menunggu waktu pas untuk mencairkannya,”katanya.
Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sumut, Firsal Ferial Mutyara menyebutkan pengusaha memang melakukan tindakan hati-hati melakukan peminjaman atau pencairan kredit khususnya untuk keperluan investasi.
“Masalahnya ada Pemilu sehingga harus dulu dilihat situasi dan kebijakan pemerintah ke depannya agar investasi tidak salah sasaran,”katanya.
Pengusaha semakin ragu karena krisis global juga tampak belum membaik walau sudah menunjukkan tanda-tanda ke arah perbaikan.
“Pengusaha baru mulai akan berinvestasi usai Pemilu dan dewasa ini fokus pada pemeliharaan hasil produksi dan penjualan,” tutupnya.
Sumber: Kantor Berita Antara