Erawan Tafsirkan Keindahan Ngaben Lewat Seni

173
0
iradio serbaserbi ngaben

“Kremasi merupakan bagian inti dari proses pengembalian jasad manusia kepada elemen-elemen esensialnya mulai dari zat padat, zat cair, panas, udara dan ether,” kata kurator dan pengamat seni Arief Bagus Prasetyo di Denpasar, Senin.

Nyoman Erawan akan menggelar pameran tunggal di perkampungan seniman Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali menampilkan 60 karya kanvas selama sebulan, 1 Juni hingga 1 Juli 2013.

Lima puluh dari karya kanvas yang dihasilkan dalam kurun waktu satu tahun terakhir menggunakan media cat air pada kertas. Sepuluh lukisan lainnya terdiri atas empat lukisan dengan media cat air pada kertas dan flat aluminium, lima lukisan dengan media cat air pada kanvas dan sebuah karya instalasi.

Dalam proses kremasi yang disertai dengan kegiatan ritual untuk mengantarkan roh si mati kepada sumbernya, Sang Pencipta. Ngaben adalah prosesi penghancuran, bukanlah akhir, namun awal dari kelahiran-kembali reinkarnasi (kehidupan yang berulang-ulang).

Arief Bagus Prasetyo menilai, Nyoman Erawan mampu mengungkapkan keindahan proses ngaben ke dalam kanvas dengan media cat air. Alumnus Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar sejak kariernya tahun 1980-an terpesona dengan ngaben.

“Erawan secara kreatif menafsirkan fenomena, spirit, nilai dan makna ngaben ke dalam eksplorasi penciptaan karya seni rupa. Khazanah seni rupa Erawan, terutama lukisan, diilhami oleh ngaben,” ujar Arief Bagus Prasetyo.

Lukisan Erawan menggemakan drama penghancuran yang dipentaskan dalam peristiwa ngaben.

Tema destruksi dikembangkan dalam lukisan melalui komposisi abstrak yang mengundang asosiasi tentang sesuatu yang rontok, remuk, pecah, menyerpih dan meleleh.

Ruang piktorial didominasi oleh citra kehancuran struktural. Pecahan, sobekan, retakan, lelehan, remah-remah dan puing-puing seakan bertebaran pada bidang lukisan,” ujar Arief Bagus Prasetyo.

Sumber : Kantor Berita ANTARA

Post Author

LEAVE A REPLY