Bagi pecinta travelling, kota kabupaten yang terletak di ujung barat perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur ini mungkin bukan agenda tujuan wisata utama. Bisa jadi malah tidak pernah tercantum dalamdaftar tujuan liburan Anda.
Ngawi memang tidak sepopuler tempat-tempat wisata di Jawa Timur yang punya bentang alam cantik memesona, seperti kawasan Gunung Bromo yang bisa diakses dari Malang, atau Kawah Ijen yang berada di Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso.
Meski demikian, jika Anda menempuh perjalanan darat melalui jalur tengah dariarah Solo ke Surabaya atau sebaliknya, jangan lewatkan untuk singgah di Ngawi. Kota yang berasal dari kata ‘’Awi’’ yang berarti bambu ini punya potensi wisata yang sayang untuk dilewatkan. Yuk, kita intip sebagian ‘’isi’’ kota kabupaten yang dilintasi pertemuan dua sungai besar, yakni Bengawan Solo dan Bengawan Madiun.
1. Mengenal Kerajinan Unik dari Limbah Jati
Ngawi memiliki kerajinan khas yakni limbah bonggol jati yang telah disulap menjadi furnitur atau benda dekoratif lainnya. Bonggol adalah bagian pangkal batang pohon jati yang sudah tua dengan tekstur lekuk kayunya yang unik karena digerogoti serangga atau binatang pengerat kayu.
Keunikan bentuk kayu tersebut disulap menjadi furnitur seperti meja atau kursi dengan tetap mempertahankan lekuk dan tekstur aslinya.
Produk interior dan furnitur dari limbah jati ini bisa dijumpai di tepi jalan raya Ngawi-Solo pada KM 36. Siapa tahu, Anda tertarik untuk memilikinya. Meski harganya terbilang cukup tinggi, lantaran bahan pembuatnya serta keunikan bentuknya.
2. Menikmati Keindahan Kain Batik Ngawi
Siapa sangka kalau Ngawi juga memiliki sejumlah perajin batik yang menciptakan motif dan corak khas Ngawi. Meski batik dari kota ini tidak sepopuler batik dari Solo, Yogya, Pekalongan, atau bahkan Cirebon, namun batik yang diproduksi di Ngawi hampir seluruhnya berupa batik tulis. Corak batik dari Ngawi mengusung motif-motif khas alam Ngawi, misalnya motif padi, bambu, bonggol kayu dan akar pohon jati, hingga motif manusia dan fosil purba.
Sentra kerajinan batik Ngawi terdapat di Desa Munggut, Kecamatan Padas, Desa Banyu Biru, Kecamatan Widodaren, serta di Desa Mojo, Kecamatan Beringin. Coba sempatkan untuk singgah di salah satu perajin batik Ngawi, Widi Nugraha Batik, berada di Desa Munggut, Ngawi, yang memelopori pembuatan batik khas Ngawi ini juga berkreasi dengan pewarnaan alam pada batik tulis yang dibuatnya.
3. Menelusuri Jejak Manusia Purba di Trinil
Trinil, namaini mungkin lebih populer karena merupakan salah satu daerah di Ngawi yang sangat bersejarah. Di daerah tersebut telah ditemukan fosil tengkorak manusia purba pitecanthropus erectus yang dahulu ditemukan oleh Eugene Dubois dari Belanda. Di kawasan wisata arkeologi dan sejarah Trinil, Ngawi ini juga telah ditemukan ribuan fosil purba –termasuk hewan dan manusia purba lainnya.
Memang tidak semua fosil yang telah ditemukan dipajang di Mesum Trinil, melainkan masih disimpan di tempat penyimpanan, karena keterbatasan arkeolog tenaga ahli sehingga fosil-fosil tersebut belum diteliti oleh arkeolog.
4. Membeli Oleh-Oleh Khas Ngawi
Juara Kripik Tempe Kripik tempe sering diidentikkan dengan jajanan khas Malang, padahal awalnya jajanan ini justru dibuat oleh penduduk Ngawi dan Madiun. Bagi penyuka cemilan kripik, maka Ngawi adalah gudangnya!
Siapa tahu, kripik tempe atau kripik bayam yang renyah yang pernah Anda makan adalah bikinan Ngawi. Kripik yang paling populer dari Ngawi adalah kripik tempe. Bentuknya tipis dan sangat renyah, citarasa khas bumbu daun jeruk dan kencurnya sangat terasa, sehingga gurihnya sangat membuat lidah ketagihan.
Sentra pembuat aneka kripik –termasuk tempe, berada di Dusun Sadang, Desa Karangtengah Prandon, Kecamatan Ngawi. Terdapat sekitar 312 industri rumahan yang membuat kripik tempe dari bahan baku kedelai putih. Kripik dari desa ini telah ‘menjelajah’ dan dipasarkan ke toko-toko oleh-oleh di Solo, Yogyakarta, Surabaya, Malang, hingga Jakarta.
Tim Mahligai Indonesia
Source: Mahligai Indonesia
I-Listeners jangan sampai ketinggalan berita-berita menarik! Terus dengerin 89.6 FM atau bisa streaming di sini.
Baca juga:
Dilema Gerard Butler dalam “A Family Man”
Titi Kamal kembali terjun ke dunia tarik suara!
Kiat sukses puasa di bulan suci Ramadhan