Memasuki tahun 2016 ini, IRadio berkunjung ke kantor Menteri Pariwisata Arief Yahya. Di bawah kepemimpinannya, Country Branding Indonesia naik dari 140 ke posisi 47 dan pengunjung laman wisata www.Indonesia.travel meningkat 6 kali lipat.
Prestasi yang membanggakan tersebut menjadi topik utama yang diperbincangkan dalam edisi IRadio Namu kali ini bersama penyiar Tommy Prabowo.
Berikut ringkasan wawancaranya.
Bagaimana ceritanya country branding Indonesia dan traffic pengunjung Indonesia.travel meningkat begitu pesat?
“Country branding kita adalah Wonderful Indonesia. Di tahun 2013 kita tidak ter-record dalam data 144 negara. Kita kerja keras, dan hasil kerja keras itu, country branding kita melompat ke rangking 47. Dan lebih memuaskan lagi kita dapat mengalahkan Malaysia.”
“Megenai pengunjung website kita www.indonesia.travel, itu naik luar biasa 600%. Seperti diketahui sekitar 3 minggu lalu saya bertemu dengan pendiri Google Sergey Brin. Yang menarik adalah dia ingin langsung mendukung industri pariwisata Indonesia. Pertama, dia sudah jatuh cinta dengan Raja Ampat dan ingin membuat underwater streetview. Sebelumnya, Google sudah melakukan itu untuk Borobudur. Dan saya harapkan kedepannya kita naik ribuan persen lagi untuk mengalahkan negara-negara lain.”
[Kementerian Pariwisata telah melakukan kerjasama dengan Google sejak tahun 2015 untuk meningkatkan country branding dan jumlah visitor www.Indonesia.travel]
Mengapa akhirnya memilih tagline “Wonderful Indonesia” lagi? [“Wonderful Indonesia” telah digunakan sebagai tagline sejak 2011 lalu]
“Memang ada yang mengusulkan WOW, World of Wonders, tapi sayangnya WOW itu pernah digunakan oleh Filipina, dan sekarang digunakan oleh Afrika dan Zimbabwe. Sehingga tidak mungkin kita gunakan. Yang penting sekarang mana yang dikomunikasikan, dan mana yang dipromosikan.”
Bapak Arief punya moto sendiri “unusual way to win”, apakah ini digunakan juga untuk Pariwisata Indonesia?
“Hasil yang luar biasa bisa dicapai dengan cara yang tidak biasa. Kalau kita menggunakan cara-cara yang biasa kita gunakan dengan yang kemarin, maka hasilnya akan sama. Oleh karenanya biasakan kita memilih cara-cara yang tidak biasa itu.”
“Kalau di manajemen secara umum, menggabungkan antara spirit dan strategi. Point saya, semangat yang tinggi mencari jalannya sendiri untuk sukses. Kedua, strategi yakni promosi dan produk. Promosi sudah kita buktikan efektif selama setahun ini. Produk, kalau destinasi wisata, kita sekarang punya 10 top destinasi yang akan kita bangun. Jadi kita mau bangun 10 Bali-Bali lainnya, mulai dari Danau Toba sampai dengan Morotai.”
Dalam persaingan pariwisata ini, apa yang mau diprioritaskan?
“Potensi kita lebih hebat dari mereka. Kita sebut saja kita lebih hebat dari Malaysia. Namun, performance kita jauh lebih buruk. Contohnya, di wisata bahari, Malaysia 40% dari wisata bahari, tapi kita cuma 10%. Padahal, garis pantai Indonesia terpanjang kedua sedunia setelah Kanada. Dan diving spot-nya, dua pertiga dari terumbu karang dunia ada di Indonesia. Kita punya segitiga terkenal, Raja Ampat, Wakatobi, dan Bunaken.”
“Dengan mudah kita seharusnya bisa mengalahkan Malaysia, dan kita sudah mulai membuktikannya. Saya sama sekali tidak takut mempromosikan Indonesia karena memang kita indah. Tetapi bagaimanapun, barang yang tidak bagus dipromosikan akan lebih laku daripada barang yang bagus tapi tidak dipromosikan. Itu teori dasar marketing.”
Saya sempat perhatikan ada beberapa badan otorita baru, strategi apa yang hendak dilakukan?
“Jadi kelemahan kita adalah satu destinasi bisa dikelola oleh beberapa tangan. Bayangkan saja, mungkin nggak satu perusahaan, CEO atau Dirutnya ada 7. Nah, itu yang terjadi pada kita. Di negara lain tidak seperti itu.”
“Saya contohkan, mengapa di Borobudur hanya sekitar 250 ribu wisman, sementara di Angkor Wat 2,5 juta wisman. Padahal Borobudur lebih dari segala-galanya dibandingkan Angor Wat. Salah satu faktor kurangnya Borobudur adalah dikelola oleh 4 manajemen. Sedangkan Angkor Wat, satu. Karena itu saya mengusulkan single destination dikelola single management, dan diterima jadi satu pintu.”
Nah, pada pertanyaan terakhir, Tommy mengajukan pertanyaan tentang pesan apa yang mau disampaikan Bapak Menteri Pariwisata yang ke-14 ini. Jawab Bapak Arief, “Cintai negerimu. Kunjungi destinasi-destinasi wisata yang ada di Indonesia.” Impiannya, “berharap Indonesia dapat menjadi pemimpin ASEAN di 2016 ini. Untuk Pariwisatanya bisa mengalahkan Malaysia dan Thailand.”
Sajian wawancara komplitnya, I-Listeners bisa kunjungi halaman YouTube IRadio lewat link ini, #IRadio Namu. [teks @bartno | foto Bisma]