Perjuangan Pepeng Melawan Multiple Sclerosis

413
0

Pelawak Ferrasta Soebardi atau akrab dipanggil Pepeng meninggal dunia di RS Puri Cinere, Jakarta, Rabu (6/5) pukul 10.05 WIB. Pria yang dikenal sebagai seniman multitalenta ini tutup usia pada usia 60 tahun setelah dirawat akibat keluhan sesak napas dan sakit dada.

Pepeng diperkirakan meninggal akibat serangan jantung. Seperti dilaporkan CNN Indonesia, pria kelahiran Sumenep, Madura ini dikabarkan pernah mengalami serangan serupa pada Maret 2014.

Selain masalah jantung, Pepeng juga diketahui telah bertahun-tahun hidup dengan multiple sclerosis (MS). Ini adalah penyakit langka. Menurut laman Mayoclinic seperti dikutip Okezone, MS merupakan penyakit yang membuat sistem imun menyerang selubung pelindung (myelin) yang menutup saraf di otak. Myelin yang rusak menyebabkan komunikasi antara otak dan seluruh tubuh terganggu.

Sejumlah orang yang menderita MS dalam tingkat parah bisa kehilangan kemampuan berjalan hingga kelumpuhan. Hingga kini, belum dapat dipastikan secara ilmiah penyebab pasti MS. Beberapa teori yang berkembang penyebab MS adalah kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Ada juga yang menyebut akibat faktor virus.

Pepeng diketahui sudah berjuang melawan MS sejak tahun 2005. Presenter acara telekuis ‘Jari-Jari’ di RCTI ini pertama kali tahu menderita penyakit ini, ketika terjatuh dan tidak bisa bangun.

Meski mengganggu aktivitas kesehariannya, penyakit ini tak bikin Pepeng patah arang. Di atas kursi roda, ditengah perjuangannya melawan MS, ia bahkan sempat meraih gelar S2 Psikologi Sosial di Universitas Indonesia (UI) dengan nilai memuaskan (A) pada 2006.

Seperti dikutip dari BeritaSatu, sejak tahun 2012 Pepeng hanya bisa terbaring di tempat tidur. Namun dalam kondisi seperti itu pemenang Lomba Lawak Mahasiswa pada tahun 1978  tetap menjadi sosok kuat.

Hal itu diungkapkan Gerimio Muhammad (Mio), anak kedua Pepeng. “Bapak itu tidak seperti orang sakit. Bedanya hanya Bapak tidak bisa berjalan, karena dari bagian pinggang ke bawah lumpuh. Sementara dari pinggang ke atas tetap normal. Tapi walaupun tidak bisa berjalan, Bapak tetap produktif,” ungkap Mio seperti dilansir BeritaSatu, Rabu, 14 Agustus 2013.

Dengan segala keterbatasan, Pepeng tak pernah puasa berkarya. Di atas tempat tidurnya, ia masih menjalankan beberapa bisnis. Di antaranya di bidang penjualan domain dan menulis buku serta artikel.

Pepeng juga menjadi penggagas gerakan sosial pendidikan Indonesia. Ini adalah sebuah gerakan yang peduli terhadap pembangunan sekolah-sekolah yang rubuh. Ia juga sempat berbisnis kaus dan kacang.

Kini, setelah hampir sepuluh tahun berjuang melawan MS, Pepeng dipanggil yang Mahakuasa. Perjuangannya menjadi contoh bagi generasi muda agar tidak mudah menyerah dan tetap berkarya meski dengan segala keterbatasan. Selamat jalan Om Pepeng. [teks @pria_nastar Sumber: CNN Indonesia, Okezone, BeritaSatu Foto: Antaranews]

LEAVE A REPLY