Pada edisi 8 April, The Virgin berkesempatan untuk membahas tentang industri musik Indonesia yang dianggap tengah turun. Lesunya industri kreatif yang potensial tersebut, menurut Mita dan Dara, tak lepas akibat pengaruh pembajakan yang masih marak. Meski dalam pembajakan sendiri, masih sulit pemeberantasannya karena sebagian besar pelaku yang terlihat hanya pelaku kecil berupa pedagang.
Bagi The Virgin, meski kondisi tersebut kurang mendukung, musisi tetap bekerja keras untuk dapat terus menghasilkan karya dan memuaskan penggemarnya. Tidak terkecuali The Virgin bagi fans mereka yang disebut Virginity.
Bergabung dengan The Virgin, salah satu penyiar I-Radio yang juga pelaku industri musik, Sandy Andarusman [drummer Pas Band], menilai bahwa untuk betahan di industri musik Indonesia diperlukan kekuatan yang ekstra. Bagi Sandy, seleksi alam sangat berlaku. Meski pemerintah sebagai regulator bisa memiliki kewenangan untuk mendukung perkembangan industri musik, Sandy mengatakan, pemerintah tetap tidak bisa diharapkan. “Selama Glodok lantai 3 masih ramai, pemerintah nggak bakal peduli sama pembajakan,” ujar Sandy.
Selain Sandy, melalui sambungan telepon, bergabung juga Rafael dari boyband SM*SH yang turut berbagi pandangan mengenai Industri Musik Indonesia. Rafael bercerita bagaimana saat awal meniti akrir, Smash banyak dicerca dengan membawa genre musik baru yang menggabungkan tarian dan olah suara. Selain itu, Rafael juga menceritakan bagaimana SM*SH pasca ditinggal satu personelnya untuk bersolo karier.
Bagi The Virgin, bertahan dalam industri musik yang pesimis tersebut sangat diperlukan kekompakan. Bagi Mita, kekompakan tersebut dapat dipertahankan The Virgin dengan menekan ego individual khususnya saat bekerja. Dara mengatakan, The Virgin berkomitmen untuk tidak menerima tawaran pekerjaan personal hanya atas nama Dara atau hanya Mita.
Selain dua pelaku industri dari musisi, turut hadir juga Rahayu Kertawiguna, pemilik label musik Indonesia, Nagaswara, yang menceritakan kondisi industri musik Indonesia dari segi komersil. Bagi Rahayu, pembajakan sudah sangat serius dengan penanganan yang minim dari pemerintah. Mengakalinya, Rahayu mengatakan, sebagai label artinya harus mulai rajin melakukan inovasi musik dan promosi. Salah satunya adalah dengan pendekatan masuk ke radio.
Meski kondisinya tidak menjanjikan, The Virgin tetap optimis industri musik Indonesia masih dapat bertahan dengan musisi-musisi yang berkualitas untuk terus berkarya. ¬´