Sebanyak 1,3 Juta Data Pengguna Aplikasi eHAC Bocor!

16
0
Sebanyak 1,3 Juta Data Pengguna Aplikasi eHAC Bocor!

Dari data yang diungkap peneliti vnpMentor’s Noam Rotem dan Ran Locar bahwa sebanyak 1,3 juta data pengguna aplikasi Electronic Health Alert Card (eHAC) yang digadangkan oleh Kementerian Kesehatan.

Menurut Kemenkes kebocoran data ini terjadi karena aplikasi tersebut sudah lama tidak digunakan, terhitung sejak 2 Juli 2021. Dan kini pemerintah meminta masyarakat menghapus aplikasi yang masih dalam bentuk versi yang lama.

“Terkait dengan hal itu kebocoran data terjadi di aplikasi eHAC yang lama yang sudah tidak digunakan lagi sejak Juli 2021, tepatnya 2 Juli 2021,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, Annas Maaruf dalam konferensi pers online, Selasa (31/8/2021).

Sebanyak 1,3 Juta Data Pengguna Aplikasi eHAC Bocor!

“Pemerintah juga meminta untuk meng-uninstall, men-delete aplikasi eHAC yang lama dan terpisah,” sambung Annas.

Kebocoran ini, kata Annas masih dalam penyelidikan. Dan memastikan bahwa kebocoran eHAC ini tidak terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi.

Dugaan sementara kebocoran terjadi pada pihak pengembang, namun kini Kemenkes sudah mengnonaktifkan aplikasi tersebut.

Data yang bocor terdiri dari ID pengguna yang isinya Nomor Induk Kependudukan (NIK), paspor, alamat, nomor telepon, hasil tes Covid-19, status pekerjaan, hingga foto pribadi.

Sebanyak 1,3 Juta Data Pengguna Aplikasi eHAC Bocor!

Selain itu tim peneliti vnpMentor’s Noam Rotem dan Ran Locar juga menemukan kebocoran data rumah sakit dan klinik. Sebanyak 266 rumah sakit dan klinik juga kecolongan data-data pentingnya. Seperti, dokter yang praktek dan data tes harian.

Baca Juga : Bandara Soekarno-Hatta Dinobatkan Jadi Bandara Paling Aman Di Asia Tenggara Di Tengah Covid-19

Kebocoran data ini ditemukan tim peneliti pada 15 Juli 2021 mereka langsung menghubungi pihak Kemenkes yang terkait akan hal ini namun tidak ada jawaban. Dan melapor kepada pihak terkait lainnya juga tidak mendapat respon. Akhirnya pada 22 Agustus 2021 tim melaporkan kepada Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

 

Penulis: Raihan Aulia