Jalur Banjar – Pangandaran – Cijulang adalah salah satu dari sekian banyak jalur KA yang sudah tidak aktif lagi, namun keberadaan jalur itu sejak awal dibangun untuk pariwisata dan angkutan hasil perkebunan.
Sedangkan bangunan cagar budaya yang memiliki potensi heritage yang cukup besar adalah Terowongan Wilhelmina di Kalipucang, Jembatan Cikacepit dan Jembatan Ciputrapinggan yang lokasinya berdekatan dan didukung panorama Samudra Hindia.
Kedua jembatan KA tersebut merupakan salah satu dari sekian banyak jembatan KA terpanjang dan tertinggi yang ada di Sumatera dan Jawa.
“Ketiga bangunan itu merupakan ikon di jalur Banjar – Pangandaran, meski jalur itu tidak aktif lagi namun ketiganya tetap menjadi legenda di kawasan itu dan menyimpan catatan sejarah kejayaan KA di masa lalu,” kata Vice President Pusat Pelestarian dan Bangunan Bersejarah PT KAI, Trenggono Adi.
Ia mengakui, akses jalan menuju bangunan heritage tersebut cukup sulit dan harus ditempuh dengan kendaraan four whell dan berjalan kaki.
“Namun justru itu sensasi tersendiri, karena di lokasi akan disuguhi pemandangan yang impas dengan rasa lelah,” katanya .
Terowongan Wilhelmina yang terletak di Emplak Kecamatan Kalipucang merupakan terowongan KA terpanjang di Indonesia yakni 1.208 meter. Ada juga Terowongan Juliana yang terletak satu kilometer dari terowongan itu. Nama kedua terowongan itu diambil dari nama Ratu Kerajaan Belanda.
Terowongan itu menjadi saksi beroperasinya KA di jalur itu selama 60 tahun sebelum akhirnya PTKA menyerah dengan menghentikan operasinya pada 1986 akibat kalah bersaing dengan angkutan jalan raya.
Namun pembukaan kembali jalur KA wisata Banjar – Pangandaran itu membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit.
“Lahan jalurnya masih ada meski relnya memang sebagian sudah diangkat. Namun jalur itu tetap menjadi inspirasi bagi program pengembangan angkutan massal di jalur pantai selatan,” kata Bambang Setya Prayitno, Kepala Humas PTKA Daop II Bandung.
Sumber: Kantor Berita ANTARA