Ada yang menyebut film ini tidak sesuai sejarah. Sebagian menuding karya besutan Lukman ini bagian dari skenario salah satu Jenderal ternama di era orde baru. Lalalu apa tanggapan Lukman Sardi?
Usai pemutaran perdana film Di Balik 98 di Jakarta, Rabu [07/01], putra dari pemain biola Idris Sardi itu memberikan penjelasan. Ia menegaskan bahwa film yang dibuatnya adalah film drama dan bukan mengenai sejarah kerusuhan pada Mei 1998. “Ini film drama keluarga kemanusiaan dengan latar belakang Mei 1998,” ujar Lukman.
Lukman memastikan Reformasi 1998 hanyalah menjadi latar belakang dalam film ini. Itu bukan menjadi fokus utama ceritanya. “Bukan pengupasan fakta kekerasan 1998,” kata Lukman.
“Bukan kapasitas saya. Karena perlu riset yang sangat panjang karena sampai sekarang pun belum secara tuntas diungkap,” tambah dia.
Meskipun hanya diambil sebagai latar belakang, Lukman mengemukakan berbagai adegan yang mengisahkan kejadian menjelang mundurnya Presiden Soeharto dari tampuk kekuasaan digambarkan berdasar referensi yang sahih. Riset data, ujar Lukman, diambil dari berbagai buku-buku karya politikus misalnya Bacharuddin Jusuf Habibie, Fadli Zon, dan Sintong Panjaitan.
Dia pun tidak menampik ada adegan-adegan tertentu yang dibuat berdasarkan interpretasi sutradara dari data yang ada. Misalnya saat Soeharto ditemani putri tertuanya Siti Hardianti Rukmana sebelum mengumumkan untuk berhenti. Namun itu semua merupakan background dari cerita utamanya.
Di Balik 98 dibintangi Chelsea Islan, Donny Alamsyah, Boy William, Alya Rohali, Fauzi Baadilla, Verdi Solaiman, Ririn Ekawati, Teuku Rifnu Wikana, Amoroso Katamsi, Agus Kuncoro, dan Iang Darmawan.
Film ini menonjolkan mengenai tantangan yang harus dihadapi tiga orang dalam satu keluarga di tengah reformasi. Salah satu sudut pandang diambil dari sosok soerang mahasiswa aktivis Diana [Chelsea Islan], yang aktif turun ke jalan bersama rekan seperjuangannya di Universitas Trisakti untuk menuntut reformasi di pemerintahan Presiden Soeharto [Amoroso Katamsi].
Sudut pandang lain dari Salma, kakak Diana, yang bekerja di Istana Presiden dan tidak dapat pulang karena keadaan yang tidak kondusif. Lalu ada juga karakter Bagus [Donny Alamsyah], suami Salma yang tentara, bertugas menjaga keamanan.
Ini bukanlah kali pertama Lukman Sardi duduk di bangku sutradara. Pada 2009, dia menggarap film pendek berjudul Sang Penjahit yang dibintangi Henky Solaiman. ¬´ [teks @pria_nastar/Antara dan berbagai sumber | foto Ghiboo]