Jokowi Ajak Tukang Ojek dan Supir Angkot Makan Siang di Istana Negara

244
0

Jakarta (1/9) Presiden Joko Widodo mengumpulkan pengemudi transportasi umum di Jakarta, untuk acara makan siang bersama di Istana Negara. Mereka yang diundang adalah pengemudi Mikrolet, Metro Mini, Kopaja, ojek pangkalan dan ojek aplikasi.

Presiden sengaja mengundang mereka setelah pada kunjungannya di Tanah Tinggi, Jakarta beberapa waktu lalu, seorang tukang ojek di kawasan Pasar Senen memintanya agar mau mengajaknya ke istana.

“Kemarin saya perintahkan ke protokol istana, besok kita undang makan siang,” kata Presiden saat memberikan sambutan di Istana Negara, Selasa (01/09/2015).

Namun tak sekedar makan siang, Presiden sesungguhnya mau mendengarkan langsung, berbagai masalah yang sering dihadapi para pengemudi di jalan raya.

“Saya juga ingin mendapat masukan bukan keluhan, masukan, janganlah hidup mengeluh mulu, hidup itu harus optimis, hidup itu menatap kedepan dengan optimis, janganlah mengeluh itu tidak menyelesaikan masalah,” jelas Presiden.

Menurut Presiden, masukan ini akan berarti dalam membuat kebijakan. Terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena secara umum semua pengemudi moda transportasi saling bersaing.

“Kita juga harus tahu bahwa kondisi sekarang kompetisi ketat sekali, metro mini, ojek, kopaja taksi ini kan semuanya pada posisi layanan pada masyarakat di bidang transportasi,” urai Presiden.

Pada kesempatan ini, Presiden menyempatkan diri untuk berdialog dengan beberapa perwakilan pengemudi baik dari Mikrolet, ojek pangkalan, kopaja dan ojek aplikasi.

Sofyan, seorang pengemudi Mikrolet M16 jurusan Kampung Melayu – Pasar Minggu menuturkan masalah sehari-hari yang ia hadapi adalah banyaknya pungutan liar oleh oknum masyarakat dan tindakan aparat Dinas Perhubungan yang kerap menindak mobil mereka, saat berhenti sembarangan.

“Anggota Dishub terlalu arogan, lagi nunggu penumpang langsung dipalangin, penumpangnya diturunin tapi mobilnya di derek,” jelas Sofyan.

Tak hanya Sofyan, seorang pengemudi Kopaja P 20, Rinto menjelaskan sulitnya pengemudi dan kenek mendapatkan Kartu Jakarta Pintar (KJP)dan Kartu Jakarta Sehat (KJS). Ia mengaku banyak rekan satu profesinya yang mendaftar tapi tidak bisa mendapatkannya karena tidak punya KTP DKI Jakarta.

Presiden pun, memintanya untuk menuliskan datanya agar langsung didaftarkan sebagai calon penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Selain itu,  menyarankan agar rekan seprofesi lainbya mendaftarkan diri ke Pemerintah Pusat, agar bisa mendapatkan KIP dan KIS.  “Daftar aja di pusat kalau KJP kan di DKI, ini yang dipusat,” pinta Presiden.

Masalah KJP ini juga diungkapkan seorang pengemudi ojek pangkalan, Nurhadi. Menurutnya, ia kesulitan membayarkan biaya sekolah anaknya karena berkurangnya penghasilan, ditengah persaingan ketat dengan ojek aplikasi. “Tadinya sehari bisa Rp 100 ribu, sekarang Rp 30 ribu.”

Berkurangnya penghasilan ini dikarenakan berbondongnya masyarakat mendaftarkan diri menjadi pengemudi ojek aplikasi. “Tetangga saya pak, tadinya langganan saya, sekarang dia daftar Gojek, padahal dia kerja,” terang Nurhadi.

Pada kesempatan ini, Presiden pun meminta agar pengemudi ojek oangkalan dan ojek aplikasi bersaing secara sehat, dan menghindari konflik.
“Jangan berantem, kan sama-sama untuk anak istri. Hidup itu dimanapun persaingan, di negara manapun, di kota manapun persaingan.”

Pengemudi ojek Aplikasi Suryadi menjelaskan, perusahaan tempatnya bernaung sebenarnya sudah seringkali mengajak pengemudi ojek oangkalan unyuk bergabung, tapi mereka sering menyalahartikan ajakan itu, dan menganggap ojek aplikasi justru sebagai saingan yang merebut pasar mereka.

Terakhir yang mendapat giliran berbicara adalah pengemudi taksi. Tohar, pengemudi taksi Ekspres ini menjelaskan mengenai beredarnya taksi gelap di jalanan, yang menawarkan argo lebih murah.

“Seperti uber taksi, itu kan pakai aplikasi tapi ga pakai taksi itu mobil pribadi,” terang Tohar.

Usai berdialog, Presiden berjanji untuk menggunakan semua masukan pengemudi ini saat menyiapkan kebijakan baru. “Saya ingin ucapkan terima kasih yang sebesarnya, sekali lagi saya undang untuk makan siang tidak ada kepentingan lain. Saya terima kasih karena saya tambah wawasan,” tutup Presiden (timnewsroom)

LEAVE A REPLY