Dipenuhi dengan peti kubur megalitik, tempat yang direkomendasikan kali ini adalah Taman Makam Purbakala Waruga di Desa Sawangan. Di tempat tersebut pun ada 144 peti kubur yang terbuat dari batu gunung atau lebih dikenal dengan kata ‘dotu’. Kebanyakan dari makam tersebut adalah warisan dari nenek moyang suku Minahasa pada zaman Megalitikum lebih dari 2.000 tahun lamanya.
Kata ‘Waruga’ sendiri berasal dari bahasa Tombulu, ‘wale maruga’, yang memiliki pengertian ‘rumah dari badan yang akan kering’. Makam yang ada di tempat tersebut berbentuk kotak dengan tutup batu berbentuk limas. Dalam penutup peti tersebut pun juga memiliki beragam pahatan. Seperti di salah satu pahatan yang ada, jika berbentuk orang, maka makam tersebut adalah pemimpin pada masa hidup dan bila berbentuk anjing, maka makam tersebut adalah seorang pemburu.
Tidak hanya itu saja, ada pula relief dinding yang menunjukkan proses pembuatan peti kubur. Pada masanya, pembuatan peti kubur tersebut berada di rumah keluarga masing-masing, namun semuanya dikumpulkan di satu tempat tertentu. Konon, pada masa dulu orang-orang membawa peti dengan cara menggendong bagian badan di punggung dan tutup peti di atas kepalanya. Penduduk asli pun mengatakan bahwa dulu mereka menggunakan kekuatan magis.
Sumber: Media Indonesia