“Saya saksi hidup. Presiden itu baru tahu,” kata Sudi di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (7/1/2014).
Menurutnya, setelah tahu harga elpiji 12 kg naik per 1 Januari 2014, ia pun mencari tahu bagaimana keputusan tersebut diambil. Kenaikan harga itu atas rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan karena ada kerugian Pertamina atas penjualan elpiji 12 kg. Ia kemudian membantah jika kenaikan harga elpiji merupakan bentuk pencitraan politik Presiden SBY. “Kalau seperti pencitraan enggak lah. Saya bukan orang partai, tapi janganlah membawa-bawa itu ke politik,” tegas Sudi.
Sebelumnya, banyak pihak mengkritik kenaikan harga elpiji 12 kg. Presiden SBY dituding memanfaatkan masalah tersebut untuk menaikkan elektabilitas Partai Demokrat menjelang Pemilu 2014.