Irto Ginting selaku Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga baru-baru ini mengatakan bahwa kuoto bahan bakar minya atau BBM subisi sudah mulai menipis.
Diketahui, hingga bulan Juni 2022, penyaluranya sudah melebih 50 persen dari yang sudah ditetapkan. Menurut laporan Irto Ginting, realisasi penyaluran solar mencapai 8,3 juta kiloliter (KL), sedangkan. kuota yang ditetapkan pada tahun ini hanya 14,9 juta KL.
Di sisi lain realisasi penyaluran pertalite sudah mencapai 14,2 juta KL di Juni 2022, padahal kuota yang ditetapkan tahun ini hanya 23 juta KL. Dengan angka tersebut, pihak pertamina menilai pembatasan pembelian BBM subsidi ini harus segera dilakukan. Jika tidak maka pemerintah harus menambah kuota subsidi di tahun ini.
“Kalau dilihat secara proporsional, di pertengahan tahun saja sudah lebih dari 50 persen. Bahkan untuk pertalite sudah diatas 60 persen, artinya bila tidak dilakukan pengaturan maka akan ada over kuota,” kta Irto Ginting mengutip CNNIndonesia.com, Senin (1/8).
Sebagai informasi, hingga saat ini pembatasan pembelian pertalite dan solar masih belum bisa dilakukan. Hal ini karena pihak Pertamina masih menunggu penyelesaian revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak.
Sebelumnya, Arifin Tasrif selaku Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral mengungkapkan pembahasan revisi Perpres sudah dalam tahap finalisasi. Aturan tersebut dikatakan akan segera keluar dalam waktu dekat, sehingga pembatasan direncanakan akan dilakukan di bulan Agustus 2022.
Bagaimana pendapat Anda I-Listeners, sudahkah mendaftar di aplikasi MyPertamina?
Penulis: Fadia Syah Putranto