Pandemi covid-19 ternyata tidak hanya mempengaruhi kegiatan sosial dan perekonomian. Situs bersejarah tertua di benua Amerika pun ikut terdampak efek pandemi virus corona ini.
Kota tertua di benua Amerika, Caral terancam punah diakibatkan pengerusakan oleh warga sekitar. Hal ini sangat disayangkan, mengingat Caral merupakan situs bersejarah Warisan Dunia UNESCO.
Kota Caral sebelumnya steril dari peradaban manusia modern selama 5.000 tahun. Namun, ketika pandemi Covid-19 dan dilakukannya lockdown nasional, situs arkeologi ini mulai dirambah oleh warga di sana.
Lemahnya pengawasan polisi selama 107 hari lockdown nasional, dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk menjarah.
Warga melakukan invasi dan penghancuran liar terhadap kota Caral. Lahan sekitar 10 hektar diambil alih untuk melakukan kegiatan bercocok tanam.
“Orang-orang telah datang merusak situs ini, yang adalah properti negara, dan mereka memanfaatkannya untuk bercocok tanam,” kata arkeolog Daniel Mayta kepada AFP.
“Hal ini jelas sangat berbahaya, karena mereka menghancurkan warisan budaya berusia 5.000 tahun.” tambahnya.
Baca Juga : Perubahan Budaya Nongkrong Sebelum dan Saat Corona
Orang-orangnya sezaman dengan Firaun di Mesir dan peradaban Mesopotamia. Bahkan peradaban Caral lebih dulu eksis dibandingkan Kerajaan Inca yang jauh lebih terkenal pada abad ke-45.
Merupakan kota tertua di benua Amerika, peradaban di kota Caral sezaman dengan Firaun di Mesir.
Situs arkeologi yang memiliki luas 66 hektar dan 7 piramida batu ini telah masuk situs Warisan Dunia UNESCO pada 2009. Namun, kota Caral terancam punah karena beberapa peninggalan arkeologi mulai dijarah oleh penduduk sekitar.