Awas depresi akibat media sosial

282
0
IrFM-S2-MediaSosial

Media sosial diciptakan untuk memudahkan hubungan komunikasi antara manusia yang satu dengan manusia yang lain di dunia. Selain itu, media sosial juga bermanfaat untuk menggali berbagai macam informasi yang kita butuhkan dan membuat kita selalu up to date dengan hal-hal baru.

Namun, dampak negatif media sosial juga bisa memicu depresi. Inilah 6 fakta tentang depresi akibat media sosial yang perlu Anda ketahui.

1. Beragam emosi pada saat yang sama

Informasi yang berlebihan di media sosial dapat memicu emosi dalam waktu yang sama, terutama hal-hal negatif. Contohnya, ketika Anda melihat kehidupan teman-teman yang menyenangkan di media sosial, lantas kemudian Anda mulai membandingkan dengan kehidupan Anda yang jadi tampak membosankan. Pada saat yang sama, Anda juga menjadi senang ketika mendapat komentar di media sosial Anda, seperti ucapan ulangtahun atau like pada foto selfie Anda.

2. Membandingkan kehidupan dengan orang lain

Apa yang orang posting pada media sosial mereka pastilah selalu hal yang baik. Namun, hal itu tanpa Anda sadari justru membuat Anda mulai membandingkan kehidupan Anda dengan orang lain.Timbul rasa iri hati yang akhirnya mengarah pada depresi. Mulai sekarang, stop iri hati dengan kehidupan orang lain yang Anda lihat dari media sosial. Karena masing-masing manusia pasti menyimpan sisi buruknya yang tidak ia posting dalam media sosial.

3. Belum masuk daftar penyakit mental, namun sudah berdampak nyata

Dalam buku Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders memang belum terdapat gangguan mental akibat media sosial. Namun, depresi akibat media sosial sudah menimpa beberapa orang, baik remaja maupun orang dewasa.

4. Anak-anak, remaja, dan perempuan lebih rentan

Penelitian telah mengatakan bahwa situs media sosial berpengaruh pada kesehatan mental beberapa orang. Anak-anak, remaja, dan perempuan lebih rentan terhadap pengaruh tersebut.

5. Sakit hati karena tak mendapat respon

Media sosial saat ini identik dengan tombol follow, like, dan sejenisnya. Ketika Anda mem-follow seseorang, namun seseorang tersebut tidak mem-follow Anda, maka hal itu juga memicu depresi. Jauhilah perasaan tersebut, karena pengakuan yang kita dapat di dunia nyata jauh lebih penting.

6. Berpura-pura bahagia

Sebagian orang berlomba untuk menampilkan yang terbaik dalam dirinya di media sosial, baik menggugah foto atau menulis sesuatu. Sebagian orang itu juga tidak menjadi dirinya sendiri ketika melakukan kegiatan tersebut. Hal inilah yang memicu depresi, baik diri sendiri maupun orang lain.

Para ahli menyarankan untuk berhenti membandingkan hidup Anda dengan orang lain, apalagi jika Anda hanya melihat kehidupan orang lain melalui media sosial. Gunakan media sosial hanya untuk hiburan dan mencari informasi semata, dan janganlah terus-menerus berkomunikasi dengan orang lain melalui media sosial. Komunikasi manusia sebaiknya tetap dilakukan dengan bertatap muka.

I-Listeners jangan sampai ketinggalan berita-berita menarik! Terus dengerin 89.6 FM atau bisa streaming di sini.

[teks @nandazahra | foto Antara]

Baca juga:
Konser Liam Gallagher di Jakarta akan ditunda sampai tahun depan
“Kejar Mimpi” jadi pendatang baru chart minggu ini
‘Pretty Girl’, single terbaru dari Rayi “RAN”

LEAVE A REPLY