Mengenal Tradisi Ikkarambi Suku Kajang, Dilarang Mandi Selama 40 Hari Saat Berduka

290
0
Mengenal Tradisi Ikkarambi Suku Kajang, Dilarang Mandi Selama 40 Hari Saat Berduka

Negara Indonesia memiliki beragam suku dan budaya yang berbeda-beda di berbagai tempat. Selain itu, beberapa tradisi yang sudah ada sejak ratusan lalu pun masih ada yang hingga saat ini masih dilestarikan.

Salah satunya adalah tradisi dari Suku Ammatoa atau Kajang di Desa Tana Toa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, yang terbilang unik. Tradisi ini dinamakan Ikkarambi.

Mengenal Tradisi Ikkarambi Suku Kajang, Dilarang Mandi Selama 40 Hari Saat Berduka

Tradisi Ikkarambi memiliki keunikan tersendiri, dimana selama 40 hari dilarang mandi saat keluarganya sedang berduka. Selain itu, mereka juga diharuskan untuk memakai sarung hitam tanpa baju selama 40 hari.

Dalam tradisi Ikkarambi, masyarakat suku Jakang yang sedang berduka harus melilitkan sarung ke badan dan dada sewaktu di dalam rumah. Selama 40 hari, sarung yang telah dililitkan tersebut tidak boleh diganti serta juga tidak boleh mandi.

Mengenal Tradisi Ikkarambi Suku Kajang, Dilarang Mandi Selama 40 Hari Saat Berduka

Keunikan lainnya dalam menghadiri rumah keluarga yang sedang berduka adalah tidak boleh membawa cabai ke rumah. Alasannya ia agar tidak membuat orang yang meningga tidak merasa kepanasan di alam kubur.

Selain itu, juga dilarang untuk menyapu lantai dalam rumah keluarga yang sedang berduka. Membersihkan rumah hanya boleh dilakukan menggunakan pakaian. Larangan ini apabila dilanggar akan membuat badang dari orang yang meninggal konon menjadi bengkak.

Ada pula Ma’basing yang dilakukan setiap sepuluh hari setelah kematian hingga hari ke-100. Dilansir dari laman budayaindonesia.org, Basing atau sering juga disebut Bulo’ ini biasa dimainkan ketika salah satu warga Desa Adat yang meninggal dunia, Basing biasa dimainkan pada hari ke seratus setelah prosesi penguburan dan dimainkan semalam suntuk. Basing sendiri dimainkan dua orang sebagai peniup Bulo’ dan dua lainnya menyanyi.

Mengenal Tradisi Ikkarambi Suku Kajang, Dilarang Mandi Selama 40 Hari Saat Berduka

Saat hari ke-100, terdapat juga tradisi pemotongan seekor kerbau disebut Nilajo-lajo. Jika dua ekor dinamakan Nidampo’. Dalam upacara ini disediakan pula makanan seperti songkolo, kue merah (Dumpi Eja), Ruhu’-ruhu’ (lazim disebut bannang-bannang).

 

Penulis : Rifqi Fadhillah