Jakarta (12/10) Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengingatkan masyarakat yang terpapar asap kebakaran lahan dan hutan di Kalimantan dan Sumatera, untuk selalu menggunakan masker.
Penggunaan masker diperlukan untuk mengurangi pajanan partikulet (PM). Sekretaris Umum PDPI, Agus Dwi Susanto bilang masker jenis apapun bisa membantu mengurangi masuknya partikel ke saluran pernafasan.
“Yang kedua adalah meminimalkan aktivitas diluar rumah. Jika berada dirumah, jangan tambah dengan polusi lain yang akan mengganggu seperti membakar obat nyamuk dan merokok. Jika beraktivitas dirumah pakai masker. Apapun masker silahkan pakai”, ujar Agus dalam jumpa pers di Gedung Asma RS Persahabatan, Jakarta Timur, Senin (12/10/2015).
Dr. Agus menjelaskan aspek lingkungan perlu diperhatikan lewat pemantauan kualitas udara. Informasi kualitas udara disampaikan oleh pemerintah daerah dan media. Jika tidak dapat, masyarakat bisa memantau sendiri. Salah satunya lewat jarak pandang, dimana kategori kualitas udara yang berbahaya ditandai dengan jarak pandang dibawah 1,2 KM.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan ada delapan warga di sejumlah daerah meninggal karena asap. Delapan orang itu wilayahnya terpapar asap. Ada yang meninggal karena terbakar api saat memadamkan asap, ada juga karena terkena efek asap yakni terserang penyakit ISPA.
Menurut Kepala Humas BNPB Sutopo, mereka yang meninggal terdiri atas balita hingga orang dewasa.
“Ini adalah dampak langsung dan tidak langsung akibat kebakaran hutan dan lahan. Dampak langsung adalah yang terbakar saat memadamkan api, sedangkan yang tidak langsung karena sakit,” terang Sutopo. [teks: MarbunSaortua| foto:@MarbunSaortua]