Komnas HAM : Gas Air Mata Pemicu Banyak Korban di Tragedi Kanjuruhan  

14
0
Komnas HAM : Gas Air Mata Pemicu Banyak Korban di Tragedi Kanjuruhan  

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyebut tembakan gas air mata menjadi faktor utama jatuhnya banyak korban dalam Tragedi Kanjuruhan.

“Pemicu dari jatuhnya banyak korban adalah gas air mata, termasuk yang ke tribun,” ujar Komisioner Komnas HAM Choirul Anam dalam konferensi pers, Rabu (12/10).

Komnas HAM : Gas Air Mata Pemicu Banyak Korban di Tragedi Kanjuruhan  

Anam menyebut hal tersebut terkonfirmasi melalui pelbagai temuan Komnas HAM terkait insiden tersebut. Termasuk bukti video krusial milik korban yang meninggal dunia dalam tragedi tersebut.

Usai gas air mata ditembakkan ke arah tribun, beber Anam, banyak suporter yang melemparkan sepatunya ke arah lapangan.

Hal itu, kata dia, dilakukan lantaran mereka panik ditembakkan gas air mata oleh aparat keamanan. Selain itu, sepatu juga sengaja dilemparkan sebagai penanda tidak kuat menghadapi gas air mata tersebut.

Komnas HAM : Gas Air Mata Pemicu Banyak Korban di Tragedi Kanjuruhan  

“Jadi kami menemukan banyak sepatu di lapangan karena kepanikan gas air mata yang tadinya di tembakan ke lapangan lalu ke tribun. Sebagai senjata ketidakberdayaan makanya sepatu dipakai,” ujarnya.

Sebelumnya, Polisi mengeklaim, penggunaan gas air mata dalam skala tinggi tidak mematikan. Bahkan, menurut polisi, gas air mata bukan penyebab jatuhnya 131 korban jiwa dalam tragedi tersebut.

Komnas HAM : Gas Air Mata Pemicu Banyak Korban di Tragedi Kanjuruhan  

Polisi mengeklaim, ini merujuk pada keterangan sejumlah ahli, seperti ahli kimia dan persenjataan sekaligus dosen di Universitas Indonesia dan Universitas Pertahanan, Mas Ayu Elita Hafizah, serta Guru Besar Universitas Udayana sekaligus ahli bidang Oksiologi atau Racun Made Agus Gelgel Wirasuta.

“Beliau (Made Agus Gelgel) menyebutkan bahwa termasuk dari doktor Mas Ayu Elita bahwa gas air mata atau cs ini ya dalam skala tinggi pun tidak mematikan,” kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Senin (10/10).

Dedi menjelaskan, ada 3 jenis gas air mata yang digunakan saat tragedi Kanjuruhan.

Menurutnya, gas air mata memang bisa menyebabkan mata mengalami iritasi seperti ketika terkena sabun. Namun, itu hanya terjadi beberapa saat dan tidak mengakibatkan kerusakan yang fatal.

“Semua tingkatan ini saya sekali lagi saya bukan expert (ahli), saya hanya bisa mengutip para pakar menyampaikan ya cs atau gas air mata dalam tingkatannya tertinggi pun tidak mematikan,” ujarnya.

Untuk diketahui, dalam tragedi Kanjuruhan ini, polisi menetapkan enam orang sebagai tersangka. Mereka adalah Direktur Utama PT LIB Ahkmad Hadian Lukita, Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris, dan Security Officer Suko Sutrisno.

Redaksi
Latest posts by Redaksi (see all)