Jakarta (28/11) Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyampaikan laporan awal investigasi terkait jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat pada 29 Oktober lalu. Dalam laporan itu diketahui bahwa ada perbedaan data dari sensor Angle of Attack (AoA). AoA sendiri adalah sensor yang dapat memberikan informasi soal tinggi rendahnya bagian hidung pesat. Bila hidung pesawat terlalu tinggi, maka pesawat bisa terjatuh.
“Data FDR merekam adanya perbedaan antara AoA kiri dan kanan sekitar 20 derajat, yang terjadi terus menerus sampai akhir rekaman,” kata Kepala Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT, Kapten Nurcahyo Utomo di kantor KNKT Jakarta Pusat, Rabu (28/11).
Menurut Nurcahyo, pesawat ternyata bermasalah sejak tiga hari sebelumnya. Dalam tiga hari, ada enam masalah yang dialami pesawat itu. Hal ini diketahui Komite Nasional Keselamatan Transportasi ( KNKT) berdasarkan data perawatan pesawat.
“Dari data perawatan pesawat, sejak tanggal 26 Oktober, tercatat ada enam masalah atau enam gangguan yang tercatat di pesawat ini,” ujar Nurcahyo.
Enam masalah yang terjadi itu berkaitan dengan masalah indikator kecepatan dan ketinggian pesawat. Hingga akhirnya, pesawat jenis Boeing 737 Max 8 itu jatuh di perairan Karawang saat menempuh rute Jakarta-Pangkal Pinang.
Dalam laporan itu diketahui, adanya tarik-menarik antara pilot dan mesin pesawat selama puluhan kali dalam 11 menit penerbangan yang dipicu oleh sistem kendali otomatis yang menerima data keliru dari sensor. Atas kejadian itu, pilot dan kopilot kehilangan kendali sehingga pesawat jatuh ke laut dengan kecepatan 724 kilometer per jam.
“Kedua pilot terus berjuang sampai akhir penerbangan,” ujar Nurcahyo.
Sampai dengan laporan ini diterbitkan, KNKT masih melakukan pencarian terhadap Cockpit Voice Recorder (CVR). Tim investigasi pun akan melakukan beberapa pemeriksaan termasuk pemeriksaan sensor AoA dan simulasi penerbangan dengan menggunakan engineering Simulator milik Boeing. Tim investigasi juga telah mendapatkan data Quick Access Recorder (QAR) untuk dilakukan analisa lebih lanjut.
[teks timnewsroom | foto flightdata]