Ini Perbedaan Orang Vaksin & Tidak Vaksin Saat Kena Covid-19

Apakah Anda pernah melihat orang yang terkena Covid-19 padahal sudah di vaksinasi Covid-19? Hal ini sering kali menimbulkan pertanyaan orang-orang di luar sana mengenai keefektifan vaksin untuk menangkal virus covid-19. Meski orang yang telah di vaksin juga bisa terkena covid-19, namun terdapat perbedaan dengan orang yang tidak vaksin saat terkena covid.

Banyak orang beranggapan jika sudah di vaksin akan kebal terhadap virus covid-19. Anggapan ini tidak lah benar, meski sudah divaksin tidak menutup kemungkinan orang tersebut terkena virus corona.

Menurut penilitian Griffith University Australia, vaksin bukan obat covid-19, melainkan pendorong imun tubuh untuk tidak gampang terkena covid-19.

Vaksin covid-19 sendiri pada dasarnya adalah untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut hanya akan mengalami sakit ringan.

Perbedaan orang vaksin dan tidak vaksin saat terkena covid-19 ialah efek yang ditumbulkan bagaimana tubuh bereaksi. Hal ini berdasarkan penelitian dari University Of Arizona.

Orang yang sudah divaksin saat terkena covid-19 memiliki gejala yang ringan, cepat sembuh, sulit menular dan resiko kematian rendah. Sedangkan orang yang tidak divaksin apabila terpapar covid-19 akan rentan untuk terkena gejala berat, termasuk resiko kematian yang lebih besar.

Meski begitu, orang yang telah divaksin masih perlu untuk mematuhi protokol kesehatan sampai herd immunity atau perlindungan secara tidak langsung dari penyakit menular, dapat tercapai.

Baca Juga : Indonesia Akan Terima Sebanyak 50 Juta Dosis Vaksin Pfizer

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa vaksin tidak bekerja langsung 100% membuat bada kebal dari virus. Imun tubuh terbentuk secara bertahap dan tiap orang punya reaksi yang berbeda. Singkatnya, vaksin disuntikan agar imun tubuh dapat mengenali virus tertentu.

“Jika Anda Divaksinasi, sekitar 90% dari Anda terhindar dari Covid-19. Pun terinfeksi jumlah virus sedikit dan gejala lebih ringan.” kata Dr. Jeff Burgers, selaku Peneliti Tanggap Darurat Pandemi University Of Arizona

Penulis : Rifqi Fadhillah