Indonesia kembali dihadapkan dengan kasus dugaan data bocor di internet yang belakangan ini tengah menjadi perbincangan publik khususnya pengguna internet.
Kasus dugaan kebocoran data masyarakat Indonesia di internet kini ada yang berasal dari ribuan perusahaan di Indonesia, perusahaan asing yang memiliki cabang di Indonesia, yang jumlahnya mencapai ratusan giga.
Dikabarkan kebocoran data tersebut diperjualbelikan di suatu forum jual beli data di darkweb oleh akun bernama “toshikana” pada 15 Agustus 2022 lalu, dengan judul “347GB Confidential documents of 21.7K Indonesia Companies + Foreign Companies(branch)”.
Perusahaan dari kebocoran data termasuk Huawei, Microsoft, AT&T, dan sebagainya, terkumpul dalam dua buah folder yang memiliki ukuran sekitar 347 GB. Afif Hidayatullah selaku peneliti keamanan siber independen mengatakan bahwa data-data yang dijual toshikana tadiberasal dari situs Administrasi Hukum Umum.
Selain itu, terkait dugaan kebocoran data 17 juta pelanggan PT PLN (Persero) memicu kekhawatiran masyaarakat Indonesia. Pihak PLN melaporkan saat ini sedang dilakukan evaluasi berkelanjutan terhadap sistem keamanan siber PLN, dan di saat bersamaan PLN juga melakukan peningkatan sistem pelindungan data pribadi pelanggan PLN.
Selain dua kasus tersebut, dugaan bocornya data pengguna Indihome juga menjadi perhatian publik. Menanggapi hal tersebut, Telkom Group mengklaim-data IndiHome yang diduga bocor tidak valid, dan perusahaan telekomunikasi milik negara itu menyatakan tetap melakukan pemeriksaan atas data-data tersebut.
Baca Juga: Kejutan di Kejuaran Bulutangkis Dunia 2022, Ginting Susah Payah
Data yang diduga bocor hampir sama dari semua kasus di atas yang termasuk dalam kebocoran data diri pribadi seperti KTP, NPWP hingga bocornya riwayat browsing para pengguna internet. Kini pemerinta sedang berupaya melakukan pemeriksaan dan melakukan evaluasi terkait dugaan kasus kebocoran data pengguna internet.
Bagaimana tanggapan Anda I-Listeners?
Penulis: Fadia Syah Putranto