Diary Banjir Penyiar Pagi-Pagi Di Sarinah

894
0
IRADIO HIBURAN PAGI PAGI Banjir Jakarta

Tepat pada hari Kamis (17/01) kru I-Radio untuk program Pagi-Pagi terpaksa harus menghabiskan waktu yang cukup lama di Gedung Sarinah Thamrin karena terjebak banjir yang mengelilingi gedung. Adapun Poetri Soehendro, penyiar program tersebut menceritakan kisahnya di Pagi-Pagi, Senin (21/01).

Cerita 1: Kisah Terdamparnya Pagi-Pagi di Sarinah Thamrin
Bertempat di Gedung Sarinah Thamrin, Poetri Soehendro dan Rafiq terdampar. Sebagai penyiar terakhir dari MRA yang terjebak dalam banjir, hanya sisa mereka berdua saja bersama dengan operator Pagi-Pagi, yang telah ditinggal sang produser.

Cerita 2: Jakarta Tidak Berdaya

Cerita mereka bermula dari Kamis pagi, dimana mereka datang ke Sarinah Thamrin untuk siaran seperti biasa. Namun dengan tingkat curah hujan yang tinggi, selepas jeda lagu, pada pukul 06.15 WIB Rafiq pun keliling radio untuk melihat keadaan di sekeliling gedung. Pada saat itulah dilihat bahwa air pun sudah menggenangi Jalan Sunda, namun belum memenuhi lahan parkir Sarinah.

Karena tidak terlalu panik dengan keadaan sekitar, Rafiq pun kembali ke ruang siaran I-Radio untuk membawakan program Pagi-Pagi seperti biasa.

Pada saat jeda lagu selanjutnya pun, Rafiq kembali berkeliling untuk melihat keadaan sekeliling, dan dilihatnya bahwa genangan air sudah memenuhi jalanan K.H. Wahid Hasyim. Melihat hal itu pun Rafiq segera berlari ke lorong radio, dan berteriak “Woy pindahin mobil! Pindahin mobil, woy!”

Mendengar hal tersebut pun, beberapa penyiar radio tetangga yang pada saat itu bersiaran di waktu yang sama, dengan sergap keluar dari ruang siaran mereka, turun ke lantai dasar untuk memindahkan kendaraan masing-masing.

Sayangnya, pada saat mereka sampai di lobby Sarinah, tingkat ketinggian air sudah cukup tinggi. Lebih tinggi dari dilihat oleh Rafiq sebelumnya.

Cerita 3: Kisah Penyiar Pagi-Pagi Menghadapi Banjir Sarinah Thamrin

Meskipun mereka harus menyelamatkan kendaraan pribadi mereka, namun pada saat yang bersamaan mereka juga diingatkan bahwa para penyiar tersebut harus tetap mengisi waktu siaran di radionya masing-masing. Oleh karena itu, pada saat Poetri sedang sibuk untuk memindahkan mobilnya ke dataran yang lebih tinggi, Rafiq tetap tinggal di studio untuk mengisi siaran agar tidak kosong.

Selepas siaran pada pukul 10.00 WIB, Rafiq pun turun dari lantai 8 untuk melihat ruang genset Sarinah. Melihat hal ini pun sangat tidak mungkin genset Sarinah untuk berfungsi dengan baik, beruntung sampai pada saat itu listrik masih berjalan dengan baik dengan menggunakan aliran listrik dari PLN.

Tidak lama setelah itu seorang karyawan dari PLN dan Sarinah pun mendatangi Rafiq untuk menjelaskan bahwa mereka harus memadamkan listrik di Sarinah demi keselamatan orang sekitar. Mendengar hal tersebut pun, Poetri Soehendro, Rafiq beserta beberapa orang lainnya dari lantai 8 segera turun dengan menggunakan lift yang kemudian mati bersamaan dengan tidak berjalannya listrik di gedung Sarinah Thamrin.

Bagaimana keadaan Rafiq dan Poetri Soehendro selanjutnya? Akankah mereka sampai di lantai dasar dengan selamat? Nantikan cerita selanjutnya ya, I-Listeners!

LEAVE A REPLY