Jakarta (19/06) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengembangkan kerjasama dengan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dalam melakukan proses deradikalisasi pada narapidana tindak pidana terorisme.
Ketua Bidang Resosialisasi dan Rehabilitasi (Resoshab) BNPT, Werijon bilang kerjasama ini menjadi titik tolak meningkatkan kualitas petugas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Karena itu, BNPT merasa perlu menyusun modul identifikasi sebagai bagian dari pembinaan mereka, bersinergi dengan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementrian Hukum dan HAM.
“Pendekatan terhadap narapidana tindak pidana terorisme,memang memerlukan kesabaran dan trik khusus. Salah satunya yang kami lakukan atas Umar Patek. Dia cukup lama mempelajari apakah BNPT benar-benar datang untuk membina atau hanya sekadar pura-pura. Akhirnya mau bercerita tentang bagaimana kehidupan dia. Bahkan untuk mendekati dia, kami ikhlas dia memegang kepala dan telinga, bahkan mengajak saya foto selfie yang selama ini tidak pernah dilakukan,” ungkap Werijon di Jakarta, Jumat (19/06/2015)
Werijon berharap, dengan adanya modul ini, kualitas petugas Lapas dalam hal pembinaan narapidana tindak pidana terorisme itu lebih meningkat. Karena selama ini proses itu dilakukan dengan mengira-ngira dan memperhatikan saja. Menurutnya, pembuatan modul identifikasi nantinya dipimpin langsung oleh Profesor Hamdi Muluk Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia (UI). (tim newsroom)