Langkah CEO dan Founder Go-Jek, Nadiem Makarim untuk mengajak para pengendara GrabBike dan UberMOTOR bergabung dengan Go-Jek langsung direspon negatif oleh publik.
Nadiem yang mencoba mengangkat isu nasionalisme sebagai alasan untuk bergabung dengan Go-Jek, ternyata justru menuai komentar negatif dari netizen dan banyak yang mempertanyakan keputusan Nadiem itu.
Salah satunya adalah dari Ernest Prakasa, yang melalui akun resmi Twitter miliknya berkomentar, “Norak. Pake Grab-Uber aja ah.”
“Jadi, kalau ngga pakai gojek ngga punya jiwa nasionalisme gitu ya,” kata pemilik akun @agungagriza, ikut berkomentar.
Pada dasarnya, kampanye ini adalah usaha Go-Jek untuk mengajak para pengendara GrabBike dan UberMOTOR untuk bergabung dengan Go-Jek. Nadiem Makarim, bahkan sempat mengunggah video mengenai kampanye ini ke YouTube.
Kampanye Kembali ke Merah Putih digulirkan oleh Go-Jek, sebagai salah satu strategi untuk bersaing ditengah ketatnya ranah transportasi berbasis aplikasi di tanah air.
Pada program yang resmi dimulai 21 April hingga 5 Mei 2016 ini, Go-Jek bahkan menyebut akan langsung menerima pengemudi GrabBike dan UberMOTOR yang ingin bergabung.
Banyak yang menganggap kampanye yang dilakukan Nadiem sebagai kesalahan besar atau blunder bagi Go-Jek. Apalagi belakangan diketahui kalau 2 pemodal mereka merupakan perusahaan asing.
Meski Nadiem berkewarganegaraan Indonesia. Namun, Go-Jek tidak hanya mendapatkan dana dari pemodal asing, Go-Jek juga telah mengakuisisi dua startup asal India untuk memperbaiki aplikasi Go-Jek.
Dikabarkan, Go-Jek bahkan berencana untuk membuat pusat pengembangan di India dan akan merekrut lebih dari 100 programmer senior asal India. [teks eko/berbagai sumber | foto beatmag.com]