Baru-baru ini masyarakat Indonesia dibuat geger dengan adanya sosok yang diduga babi ngepet di Depok. Mitos tentang babi ngepet pun seakan tidak lekang oleh waktu meski era digital dan teknologi canggih sudah bertebaran dimana-mana. Namun, tahukah I-Listeners asal-usul mitos babi ngepet?
Babi ngepet sendiri dikatakan merupakan pesugihan yang dimana terdapat sosok manusia yang ingin instant mendapatkan kekayaan dengan menjadi seekor babi. Mitos tentang babi ngepet sendiri ternyata sudah ada sejak jaman Majapahit.
Mitos mengungkapkan bahwa cara kerja babi ngepet yaitu ketika beraksi sang tuan harus menutupi tubuhnya dengan jubah hitam. Lalu, nantinya akan berubah menjadi seekor babi yang berkeliling di setiap rumah untuk mengambil uang dengan cara menggesekan tubuhnya di pintu.
Di satu sisi, ada orang lainnya yang menjaga lilin agar tidak mati apa di lilin tersebut. Jika lilin itu mati, maka babi ngepet akan berubah kembali menjadi manusia biasa.
Namun begitu, pesugihan babi ngepet belum terbukti hingga saat ini dan belum ditemukan fakta mengenai ada atau tidaknya babi ngepet.
Fenomena babi ngepet sendiri sebenarnya sudah ada sejak jama kolonial Hindia Belanda. Masyarakat pada zaman itu sudah percaya dengan pesugihan hal-hal gaib. Hal ini diterangkan oleh pakar kebudayaan dan mitologi Jawa asal Universitas Indonesia (UI), Prapto Yuwono.
“Adanya babi ngepet, tuyul, dan santet sudah biasa di zaman Kolonial Hindia Belanda. Tradisi itu muncul karena adanya tekanan-tekanan dalam keseharian atau kehidupan mereka, sehingga lari dari dunia kenyataan ke dunia gaib,” kata Ketua Jurusan Prodi Sastra Jawa UI itu dilansir dari Liputan6.com
Baca Juga : Kereta Gantung Akan Ada Di Kawasan Candi Borobudur
Kabar beredar juga menyebut bahwa simbol pesugihan babi ngepet sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit. Hal tersebut karena terdapat artefak berupa babi celengan di zaman itu. Namun, belum ada yang bisa memastikan bahwa hal tersebut memang benar adanya tentang mitos babi ngepet.
Terlepas dari benar atau tidaknya, masyarakat dihimbau untuk tidak percaya dengan hal-hal yang berbau mitos seperti babi ngepet. Disampaikan oleh Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam, Kementerian Agama (Kemenag) Kamaruddin Amin, bahwa mitos-mitos ini akan menimbulkan keresahan bagi masyarakat sekitar.
“Sebaiknya masyarakat tidak mudah percaya terhadap hal-hal mistis, asumsi terkait babi ngepet tidak bisa dibuktikan secara ilmiah, bahkan mitos yang sebaiknya dihindari agar tidak meresahkan dan membuat kegaduhan di masyarakat,” kata Kamaruddin.