Presiden Joko Widodo berharap keputusannya menunjuk Komisaris Jenderal Tito Karnavian sebagai calon kepala Polri bisa berujung pada perbaikan di internal Polri. Jokowi meyakini, dengan kemampuannya, Tito bisa membuat kinerja Polri menjadi lebih baik.
“Saya berharap Komjen Tito nantinya dapat meningkatkan profesionalisme Polri sebagai pengayom masyarakat dan juga memperbaiki kualitas penegakan hukum, terutama terhadap kejahatan narkoba, terorisme dan juga korupsi,” kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, (16/6).
Jokowi mengaku, sebelum mengambil keputusannya, dirinya sudah mendengar masukan dari berbagai pihak mulai dari Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi Polri, Komisi Kepolisian Nasional hingga masyarakat.
“Saya meyakini Tito mempunyai kemampuan, kecerdasan, dan mempunyai kompetensi yang baik dan kita berharap DPR segera memproses ini,” kata Jokowi.
Jokowi pun enggan mempermasalahkan sosok Tito yang dinilai terlalu muda. Seperti diketahui, Tito adalah lulusan Akademi Polisi angktan 1987.
Di atas Tito, masih ada para seniornya seperti Irwasum Komjen Dwi Prayitno (angkatan 1982), Wakapolri Komjen Budi Gunawan (angkatan 1983), Kepala BNN Komjen Budi Waseso (angkatan 1984), Kabaharkam Komjen Putu Eko Bayuseno (angkatan 1984).
Tito ditunjuk Presiden sebagai calon Kapolri untuk menggantikan Jenderal Pol Badrodin Haiti yang akan memasuki masa pensiun pada Juli 2016. Rencananya, Kamis (16/6) esok, pimpinan DPR akan melakukan rapat konsultasi dengan pimpinan fraksi.
Pimpinan DPR juga akan menggelar rapat paripurna untuk mengumumkan pencalonan Tito sebagai Kapolri. Sementara, Komisi III DPR RI akan melaksanakan uji kelayakan dan kepatutan terhadap Tito pada Rabu (22/6/2016) minggu depan. [teks eko/kompas.com | foto tempo]