Sebagai penduduk yang tinggal di iklim tropis, udara panas mudah sekali membuat seseorang berkeringat. Apalagi ditambah kegiatan aktivitas sehari-hari yang begitu aktif. Dan akan menjadi masalah dan mengurangi percaya diri, bila keringat yang dihasilkan memiliki bau.
Menurut dokter spesialis kulit dan kelamin, dr. Vinia Ardiani Permata, SpKK., dalam acara peluncuran Rexona Antibacterial Defense di Restoran 3 Wise Monkeys, Jakarta, beberapa waktu lalu, “Pada dasarnya, jutaan bakteri tidak berbahaya berdiam di permukaan tubuh kita dan membantu pertahanan alami kulit. Bakteri-bakteri ini bertahan hidup dan berkembang biak di lingkungan yang lembab dan kaya nutrisi, termasuk daerah berkeringat di ketiak.”
“Saat keringat bercampur dengan bakteri penyebab bau badan, maka bakteri ini akan menguraikan keringat dan memprosesnya dalam sistem metabolisme mereka sehingga menghasilkan produk sampingan berupa keringat berbau, dan akhirnya menyebabkan bau badan.”
“Namun, masalah ini dapat diantisipasi dengan selalu menjaga higienitas tubuh. Maka setiap orang harus melengkapi diri dengan perlindungan optimal terhadap bakteri penyebab bau badan, misalnya dengan menggunakan deodoran yang mengandung antiperspirant dan bahan anti-bakteri,” jelas dr. Vinia.
Berdasarkan penjelasan dr. Vinia di atas, ada dua cara utama yang harus dilakukan untuk terhindar dari bau badan, pertama ialah selalu menjaga kebersihan badan dengan mandi minimal 2 kali sehari atau sesuai kebutuhan, dan cara kedua ialah menggunakan deodoran.
Dr. Vinia juga memberikan tips memakai deodoran untuk hasil lebih maksimal. Yaitu dengan mengaplikasikannya sehabis mandi dan pastikan ketiak dalam keadaan kering. Bila lupa menggunakannya sehabis mandi, jangan langsung aplikasikan deodoran pada ketiak yang dibiarkan berjam-jam tanpa perlindungan, pastikan basuh atau cuci ketiak terlebih dahulu sebelum memakai deodoran.
Jadi I-Listeners, nggak perlu khawatir lagi kan soal keringat dan bau badan? Selamat tambah PD! [teks @uliafr | foto Stockphoto/929nin]