Jakarta (14/09) Kunjungan kenegaraan terakhir yang dilakukan Presiden Republik Indonesia ke Abu Dhabi Persatuan Emirat Arab (PEA) adalah sebelas tahun yang lalu atau tepatnya pada tahun 2004.
Kehadiran Presiden Joko Widodo di Abu Dhabi pada hari Minggu siang, (13/09/2015) disambut hangat Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA). Hal ini lantaran, terakhir kali Presiden Indonesia datang berkunjung adalah tahun 2004 atau sebelas tahun lalu.
“Dalam pertemuan itu dibahas mengenai beberapa hal, tentang isu ekonomi dan non ekonomi, seperti kerjasama pertahanan,” kata Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi di Abu Dhabi, dalam rilis Tim Komunikasi Presiden yang diterima Iradio, Senin (14/09/2015).
Menlu juga menjelaskan, pada forum bisnis, ditandatangani Memorandum of Understanding antara PT. Pindad (Persero) dan Continental Aviation Services untuk kerjasama lisensi senapan SS2 dan pemasaran amunisi Pindad di wilayah Timur Tengah.
Di bidang ekonomi, Menlu menggarisbawahi bahwa UEA merupakan negara tujuan ekspor utama Indonesia di Timur Tengah. “Dengan nilai perdagangan mencapai USD 4,25 milyar di tahun 2014 dimana Indonesia menikmati surplus USD 748 juta,” ujar Menlu.
Di bidang investasi, UEA punya potensi sovereign wealth funds yang cukup besar. PEA merupakan salah satu investor besar dari Timur Tengah ke Indonesia, karena selain melakukan investasi portofolio, mereka juga memberikan investasi langsung dengan nilai PMA sebesar USD 25,365 juta di tahun 2014.
Sebagai salah satu hasil konkrit dari kunjungan ini, Menlu RI dan Menlu UEA menanda tangani MoU Penanggulangan Perdagangan Orang dan Perlindungan Korban Perdagangan Orang RI-UEA. MoU itu menyepakati kerjasama dalam penegakan hukum untuk mencegah perdagangan orang melalui deteksi dini, investigasi dan penuntutan.
Selain itu MoU juga menyepakati kerjasama dalam melakukan perlindungan, rehabilitasi dan bantuan termasuk repatriasi kepada korban perdagangan orang. [Â Teks : @aryowidhi Foto : rilis Tim Komunikasi Presiden]