Media sosial atau grup Whatsapp sekarang ini menjadi sumber hoax, tak terkecuali hoax tentang kesehatan. Jauh sebelum era Whatsapp pun, mitos tentang kesehatan sudah beredar dari mulut ke mulut. Begitu seringnya berulang, sampai-sampai kamu mempercayai berita hoax tersebut.
Namun, mulai sekarang jadilah warganet yang lebih cerdas dengan menyaring hoax seputar kesehatan ini agar tidak salah mengantisipasinya.
Apa saja hoax seputar dunia kesehatan yang patut diketahui? Berikut beberapa di antaranya:
1. Usus buntu dipicu makanan pedas
Sering mendengar bahwa penyakit usus buntu disebabkan oleh konsumsi makanan pedas karena biji cabai menyumbat usus buntu? Apalagi, ada rasa nyeri di perut bagian kanan bawah yang menjadi gejalanya. Namun, anggapan ini keliru. Bukan makanan pedas atau biji cabai itu yang menyebabkan radang usus buntu.
Menurut University of Maryland Medical Center, usus buntu bisa dipicu oleh tumor, atau infeksi akibat virus gastrointestinal. Infeksi atau radang juga bisa dipicu oleh penyumbatan makanan, tapi biji cabai tidak cukup besar untuk menyumbat usus buntu.
2. Aturan “belum 5 detik”
Kalau kamu menjatuhkan makanan ke lantai, lalu memungutnya sebelum 5 detik, tak masalah kalau kamu lalu memakannya. Nah, sekarang kamu perlu tahu bahwa aturan “belum 5 detik” itu hoax.
Bakteri tidak butuh 5 detik untuk berpindah ke makanan yang terjatuh di lantai. Selain itu, dari mana kamu tahu bahwa lantai rumah benar-benar steril dari bakteri? Agar tidak jatuh sakit, sudahlah buang saja cake yang kamu jatuhkan. Atau setidaknya, cuci dulu apel yang menggelinding jatuh dari wadahnya.
3. Kalau tidak sampai nyeri, olahraga tidak berhasil
Ketika nge-gym dan merasa tubuh terasa sakit dan pegal-pegal, kamu mungkin merasa sudah melakukan hal yang benar. Kalau ingin tubuh langsing dan kencang, pasti harus ada usaha bukan?
Hanya saja, menurut Everyday Health, ini hanya merupakan salah satu hoax seputar kesehatan. Jennifer Solomon, spesialis pengobatan dan rehabilitasi fisik , bilang, “Jangan berolahraga sampai tubuh nyeri, kecuali kamu memang mengalami cidera dan hal itu merupakan bagian dari program rehabilitasi yang diawasi. Umumnya nyeri itu justru tanda bahwa sedang terjadi cidera.”
4. Mencabut uban membuatnya bertambah banyak
Rasanya mengganggu ketika uban mulai tumbuh di usia kamu yang masih awal 30-an. Ingin mencabut, tapi takut uban kamu bertambah banyak. Ternyata, kekhawatiran kamu tidak beralasan. Pembentukan pigmen dalam satu folikel rambut ternyatat idak mempengaruhi pigmentasi pada folikel rambut lainnya.
5. Ingus berwarna hijau pertanda infeksi
Ingus yang berubah menjadi kuning kehijauan konon menandakan infeksi bakteri. Tetapi tunggu dulu. Menurut Michael M. Johns III, MD, direktur Emory Voice Center, tekstur lendir bisa berubah menjadi lebih kental akibat udara yang buruk, alergi, atau sesuatu yang mengiritasi.
Sedangkan warna ingus yang berubah disebabkan karena sistem kekebalan tubuh mengirim sel-sel darah putih yang mengandung enzim berwarna kehijauan ke hidung. Kalau jumlahnya banyak, sel-sel darah putih itu bisa mengubah warna ingus menjadi hijau.
Jika ingus hijau itu memang karena infeksi bakteri, biasanya diikuti gejala lain seperti hidung tersumbat, demam, atau rasa tertekan pada wajah.
6. Deodoran menyebabkan kanker payudara
Beberapa ilmuwan memang pernah mengatakan bahwa bahan kimia yang terdapat dalam deodoran bisa terserap melalui ketiak. Bahan kimia ini masuk ke jaringan payudara dan memicu pertumbuhan tumor.
Namun jangan buru-buru membuang deodorant kamu, karena National Cancer Institute mengatakan bahwa tidak ada bukti yang mengaitkan produk deodorant dengan kanker payudara.
7. Tidur saat rambut masih basah bisa kena flu
Faktanya, kamu tidak bisa terpapar virus hanya karena tidur begitu habis keramas. Hanya karena kedinginan, kamu tidak akan tertular virus. Virus menular karena kontak dengan orang lain yang sudah terkontaminasi virus. Namun, tidur dengan rambut masih basah bukannya tidak menimbulkan masalah.
Kalau wajah kamu cenderung berjerawat, bantal yang basah bisa menjadi tempat berkembang biaknya bakteri. Bakteri bisa memperparah kondisi kulit kamu.
Jadi, tak usah mempercayai lagi hoax tentang kesehatan yang sering beredar ini, ya.
(Editor: Rahman Indra)
Sumber Her World Indonesia