Inflasi Maret 2012 Sebesar 0,07 Persen

67
0

inflasi

Jakarta (02/04/2012) Badan Pusat Statistik atau BPS mengumumkan inflasi Maret 2012 sebesar 0,07 persen. Angka ini dibawah prediksi akan terjadi kenaikan inflasi sebagai akibat naiknya harga-harga bahan pokok beberapa waktu lalu  karena wacana kenaikan harga bahan bakar minyak per 1 April 2012. Dalam jumpa pers di Kantornya, Kepala BPS, Suryamin menjelaskan, beberapa bahan pendukung terjadi inflasi yakni berasal dari minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,46 persen  listrik dan minyak sebesar 0,20 persen  dan sandang sebesar 0,15 persen. Suryamin mengatakan, dari 66 kota di Indonesia sebanyak 34 kota mengalami inflasi dan 32 kota lainnya mengalami deflasi sebesar 0,33 persen. Inflasi tertinggi terjadi di kota Ambon dan Manado sementara inflasi terendah terjadi di kota Malang. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Jayapura. Sementara itu, penyebab inflasi didominasi oleh kenaikan harga cabe rawit, cabe merah, rokok, kretek filter yang mengalami kenaikan harga rata-rata 50 persen di atas harga normal. Sementara itu beberapa harga komoditas lainnya  seperti beras, telur dan daging ayam ras serta tomat sayur justru mengalami penurunan harga dihampir seluruh kota di Indonesia dengan rata-rata penurunan harga sebesar 15 persen.

Angka Impor Indonesia Maret 2012 Meningkat

Sementara itu, tingkat import Indonesia ke sejumlah negara pada Maret 2012 mengalami kenaikan sebesar 27 persen. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya kenaikan impor pada bulan Februari-Maret 2012 ini mencapai 14,95 miliar dollar Amerika Serikat dengan komoditas tertinggi adalah impor mesin dan peralatan mekanik sebesar 4,42 miliar dollar Amerika Serikat. Kepala Badan Pusat Statistik atau BPS, Suryamin di kantor BPS pusat, Jakarta hari ini menjelaskan, berdasarkan negara asal impor, China menjadi negara importir pertama ke Indonesia dengan nilai impor mencapai 4,41 miliar dollar Amerika Serikat kemudian disusul negara Jepang dan Singapura. Dari ketiga negara ini  Indonesia memiliki porsi impor dari total keseluruhan impor sebesar 42,18 persen.

Kepala BPS, Suryamin menambahkan  di sisi lainnya justru terjadi penurunan import untuk golongan penggunaan barang  yakni terjadi di penurunan impor bahan baku atau penolong dari tahun lalu. Kenaikan justru terjadi pada impor barang modal dari 17,34 persen menjadi 20,17 persen pada dua bulan pertama tahun ini. Meski demikian, secara keseluruhan  Indonesia masih mengalami surplus perekonomian nasional sebesar 692,8 juta dollar Amerika Serikat karena nilai ekspor masih lebih besar baik migas dan non-migas, mencapai 15,65 miliar dollar Amerika Serikat.

 

Kelangkaan Tebu Akibatkan Harga Gula Pasir Naik

Jakarta (02/04/1945) Kelangkaan tebu mengakibatkan terjadinya kenaikan harga gula pasir di pasaran hingga Rp 200 atau menjadi Rp 11.500 per kilogram. Di Yogjakarta hari ini, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi DIY, Astungkoro mengatakan kelangkaan tebu mengakibatkan pabrik gula tidak maksimal dalam memproduksi gula pasir. Selain itu, ketersediaan gula pasir di pasaran menipis dan berujung pada kenaikan harga gula pasir.

Kepala Dinas Perindutrian, Perdagangan dan Koperasi DIY, Astungkoro menambahkan saat ini ketersediaan atau stok gula pasir untuk dua bulan ke depan tinggal 2 ribu ton padahal dalam kondisi normal permintaan gula bisa mencapai 2.400 ton per bulan. Untuk memenuhi permintaan, pemerintah daerah Yogja akan meminta bantuan dari pusat untuk menyalurkan gula pasir import. (eko/wur)

LEAVE A REPLY