Jakarta (01/08/2012) Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat tingkat inflasi pada Juli 2012 adalah 0,7 persen. Dalam jumpa pers di gedung BPS, Jakarta, hari ini Kepala BPS, Suryamin, mengatakan angka inflasi Juli 2012 lebih tinggi dari angka inflasi Juni 2012 yang tercatat 0,62 persen. Secara tahunan atau year on year untuk inflasi Juli mencapai 4,56 persen. Sedangkan inflasi untuk tahun berjalan yaitu Januari sampai Juli 2012 sebesar 2,5 persen.
Menurut Suryamin dari angka inflasi 0,7 persen didasarkan pada angka inflasi di 66 kota Indeks harga konsumen atau IHK dengan angka tertinggi di Pangkal Pinang, Bangka Belitung 3,17 persen dan angka terendah di Sibolga, Sumatera Utara 0,11 persen. Suryamin menjelaskan yang mendorong inflasi adalah bahan makanan sebesar 1,68 persen seperti daging ayam ras, telur ayam ras, beras, gula pasir, daging sapi, ikan segar, tahu mentah dan tempe. Adapun yang menghambat angka inflasi adalah bawang merah, cabe merah dan BBM non subsidi.
Nilai Ekspor Indonesia Turun
Pada kesempatan sama kepala BPS, Suryamin, juga mengatakan untuk nilai ekspor Indonesia pada Juni 2012 mencapai 15,36 miliar dollar Amerika atau turun 8,7 persen dari nilai ekspor Mei 2012 16,82 miliar dollar Amerika. Penurunan ekspor Juni 2012 disebabkan menurunnya ekspor non migas sebesar 4,04 persen dari 13,1 miliar dollar Amerika menjadi 12,57 miliar dollar Amerika dan ekspor non migas turun 25,12 persen dari 3,72 miliar dollar Amerika menjadi 2,78 miliar dollar Amerika. Penurunan ekspor non migas terjadi di bahan bakar mineral, karet, kertas karton dan mesin atau peralatan listrik. Tapi ekspor non migas dari jenis lemak dan minyak hewan nabati mengalami peningkatan. Menurut Suryamin dibanding Juni 2011 nilai ekspor Juni 2012 turun 16,44 persen. Secara keseluruhan dari Januari – Juni 2012 nilai ekspor Indonesia mencapai 96,88 miliar dollar Amerika atau turun 1,76 persen dibanding periode yang sama pada 2011.
Kepala BPS, Suryamin, menambahkan selain ekspor nilai impor Indonesia pada Juni 2012 juga mengalami penurunan 2,05 persen dibanding Mei 2012 yaitu dari 17,04 miliar menjadi 16,69 miliar dollar Amerika. Dibanding nilai impor Juni 2011 nilai impor Juni 2012 justru naik 10,71 persen. Secara keseluruhan dari Januari – Juni 2012 nilai impor mencapai 96,41 miliar dollar Amerika atau naik 15,35 persen dibanding nilai impor Januari – Juni 2011. Suryamin menjelaskan dari pencatatan BPS tersebut neraca perdagangan pada Juni 2012 mengalami defisit 1,32 miliar dollar Amerika. Meski begitu, secara kumulatif perdagangan Indonesia periode Januari sampai Juni 2012 mengalami surplus 476,2 juta dollar Amerika. (eko/nuk)