Edy Mulyadi Akhirnya Minta Maaf Usai Sebut Kalimantan Sebagai ‘Tempat Jin Buang Anak’

38
0
Edy Mulyadi Akhirnya Minta Maaf Usai Sebut Kalimantan Sebagai 'Tempat Jin Buang Anak'

Edy Mulyadi akhirnya menyampaikan permintaan maaf atas ucapannya yang mengatakan Kalimantan sebagai tempat jin membuang anak. Dijelaskan olehnya, tempat jin membuang anak sebenarnya adalah untuk menggambarkan istilah lokasi yang jauh.

Pernyataan Edy Mulyadi yang menyebut Kalimantan sebagai tempat jin membuang anak telah menuai kecaman dari sejumlah pihak, terutama warga Kalimantan. Kejadian ini berawal setelah ditetapkannya Ibu Kota Negara dari Jakarta ke Kalimantan.

Edy Mulyadi Akhirnya Minta Maaf Usai Sebut Kalimantan Sebagai 'Tempat Jin Buang Anak'

Dalam akun YouTubenya BANG EDY CHANNEL, ia mengklarifikasi atas ucapannya yang menyebut Kalimantan sebagai tempat jin membuang anak. Tempat jin buang anak disini dimaksudkan sebagai tempat yang jauh.

“Kalimatnya gini lengkapnya ‘kita ini punya tempat bagus mahal di Jakarta, tiba-tiba kita jual kita pindah tempat ke tempat jin buang anak’, kalimatnya kurang-lebih gitu, ‘lalu kita pindah ke tempat jin buang anak’,” kata Edy seperti dilihat detikcom melalui channel YouTubenya, Senin (24/1/2022).

“Di Jakarta, tempat jin buang anak itu untuk menggambarkan tempat yang jauh, jangankan Kalimantan, istilah kita mohon maaf ya, Monas itu dulu tempat jin buang anak, BSD, Balai Serpong Damai itu tahun 80-90-an itu tempat jin buang anak, jadi istilah biasa,” ucapnya.

Edy Mulyadi menduga bahwa ada pihak yang memainkan isu ini. Meski begitu, Edy pun juga meminta maaf atas ucapannya yang menyinggung berbagai pihak, terutama para warga Kalimantan.

“Tapi temen-temen saya nggak tahu dengan motif apa segala macam ada yang berusaha memainkan isu ini, tapi meski demikian saya ingin sampaikan bahwa saya minta maaf itu benar-benar bukan masalah, saya akan minta maaf, itu mau dianggap salah atau tidak salah saya minta maaf,” ujarnya.

“Jadi itu tetap gimanapun juga saya tetap minta maaf kalau ternyata ucapan tadi dianggap melukai, buat kami, di sini, di Jakarta khususnya, itu istilah yang sangat umum, sebagaimana ada beberapa daerah yang secara budaya umum,” jelasnya.

 

Penulis: Rifqi Fadhillah