Belum lama ini sebanyak 20 titik lampu merah di Jakarta dipasang teknologi kecerdasan buatan atau artificial Intelligence (AI) untuk menguraikan kemacetan.
Pemasangan teknologi kecerdasan buatan di lampu merah merupakan hasil kerja sama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan Google Inc. Kedua pihak telah menandatangani MoU proyek yang dinamakan Green Light pada November 2022.
Menariknya, Indonesia merupakan negara pertama di Asia Tenggara yang menerapkan teknologi ini. Sebelumnya, Green Light sudah diaplikasikan di India dan dapat mengurangi kemacetan sampai 20 persen.
Lantas bagaimana cara kerja lampu merah yang dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan? Berikut penjelasannya!
“Mereka (Google) analisis terhadap situasi kondisi di simpang-simpang yang kepadatannya tinggi. Kemudian dari hasil analisis itu mereka akan berikan masukan ke kami untuk kemudian kami lakukan pengaturan dari traffic light yang ada di simpang,” kata Syafrin beberapa waktu lalu.
Secara singkat, AI itu akan mendeteksi jalur mana yang volume kendaraannya lebih padat. Dirinya mencontohkan lampu hijau akan diprioritaskan atau menyala lebih lama di jalur yang lebih padat.
“Misalnya Utara-Selatan, paginya Selatannya padat, maka otomatis sistem akan menghitung memberikan waktu paling panjang di kaki sisi Selatan karena titiknya menuju ke arah sana,” jelas Syafrin
“Demikian sore hari misalnya, ternyata dari Utara yang padat menuju Selatan, maka kaki simpang sisi Utara akan diberikan waktu lebih panjang, sehingga antrean di simpang bisa dihindari,” imbuhnya.
Baca Juga: 5 Jenis Bahan Makanan Ini Disarankan Tidak Dibeli Secara Online
Emanuel Kristanto selaku Kepala Unit Pengelola Sistem Pengendalian Lalu Lintas Dinas Perhubungan DKI Jakarta bilang teknologi AI akan menganalisis volume lalu lintas di persimpangan. AI kemudian akan merekomendasikan durasi lampu hijau yang paling optimal di masing-masing jalur persimpangan.
Semoga dengan adanya teknologi kecerdasan buatan lampu merah, bisa mengurai kemacetan di Jakarta, I-Listeners!